LAMPUNG SELATAN, INFODESNEWS — Sudah tidak dapat dibantah lagi, kalau Kabupaten Lampung Selatan memiliki potensi wisata, yang diharapkan mampu meningkatkan ekonomi masyarakat, desa dan di daerah.
Hal ini dapat dilihat dari hasil kunjungan wisatawan saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kemarin. Sedikitnya, ada 30.000 pengunjung yang mendatangi lokasi-lokasi desa wisata, binaan Pemkab Lampung Selatan.
Hal ini, tentunya berdampak positif bagi masyarakat setempat. Dan yang paling penting, lokasi-lokasi wisata tersebut saat ini kian tersohor.
Dalam rapat koordinasi (rakor) yang digelar pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) bersama pihak-pihak terkait, Senin 15 Januari 2024, terungkap bahwa, pada tahun 2023 melalui SK bupati Nomor 576/IV.13/HK/2023 tanggal 14 Agustus 2023, tentang penetapan desa wisata, ditetapkan bahwa Kabupaten Lampung Selatan memiliki 50 desa wisata.
Kepala Dinas PMD Kabupaten Lampung Selatan Erdiyansyah mengatakan rakor sebagai sarana evaluasi dan proyeksi perkembangan desa wisata yang ada di kabupaten Lampung Selatan sejak tahun 2021.
“Perkembangan desa wisata mengalami peningkatan signifikan dari 8 desa wisata yang ditetapkan pada tahun 2022 menjadi 20 Desa Wisata, pada tahun 2023 meningkat menjadi 50 Desa Wisata,” kata dia dalam keterangannya saat rakor di Aula kantor setempat.
Dijelaskan ada tiga klasifikasi desa wisata. Dimana terdapat 5 desa wisata maju yang terdiri dari Klawi, Suak, Waykalam, Kecapi dan Tamanbaru. Lalu, 26 desa wisata berkembang diantaranya Kunjir, Srikaton, Sukaraja, Sumurkumbang, Waymuli dan sebagainya. Terakhir, 19 desa wisata rintisan mencakup Leguni, Guring, Penengahan, Banjarmasin dan sebagainya.
“Kita ingin terus mengembangkan ini. Makanya, kita mengundang narasumber dari Tenaga Ahli Pendamping Desa Ali citra dan Suhadi ST serta Project Officer Paluma Nusantara Nanang Prihantono,” tegasnya.
Erdiyansyah menambahkan, salah satu poin penting yang ikut dibahas dalam rakor tersebut yakni, sesuai arahan bupati Nanang Ermanto bahwa penggalian potensi wisata harus terus dilakukan. Mengingat, sesuai Permendes No 7 tahun 2023, bahwa desa wisata menjadi prioritas utama desa untuk penuntasan kemiskinan ektrim, ketahanan oangan dan penuntasan stunting.
“Kabupaten Lampung Selatan ini memiliki potensi wisata luarbiasa serta aksebilitas 6 Exit Tol, bandara dan pelabuhan laut. Diitambah lagi dengan adanya Bakauheni Harbour City. Tentu ini dapat menjadi pemicu bagi desa untuk mengambil keuntungan dari posisi strategis tersebut untuk mendapatkan pendapatan desa,” kata Dia.
Untuk itu, pihaknya berharap di tahun 2024 semua destinasi desa wisata dapat lebih mengembangkan kapasitasnya yang sudah maju meningkatkan pelayanan dan tambahan atraksi dan senibudaya, terutama bagi penyediaan homestay, kuliner dan oleh-oleh.
Sedangkan untuk desa wisata berkembang terus lakukan penambahan sarana prasarana seperti aula, gazebo, tempat ibadah. Dan, bagi desa wisata rintisan dapat memperbaiki akses jalan, papan oetunjuk dan keamana.
“Untuk semua desa, kami meminta pastikan kalau lokasi wisata kalian sudah masuk dalam GoogleMaps, karena sekarang era-nya sudah era digital,” kata Dia.
“Kita juga ini, perlunya perdes untuk menjadi dasar hukum bagi desa wisata dalam pengambilan pendapatan desa, agar tidak bertentangan dengan aturan diatasnya. Dan, hal ini akan segera ditindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan pihak terkait agar perdes desa wisata dapat rerealisasi,” tandasnya. (Rls)