KARANGANYAR-INFODESANEWS, Minggu malam (13/12), bantaran sungai bengawan solo mengalami kenaikan debit air. Sehingga wilayah hilir beberapa sawah terendam dan terdapat jalan penghubung terkikis dan ambrol. Terjadi di desa Dungus 13, Karanganyar Plupuh, jalan penghubung antar kampung ambrol karena derasnya dan besarnya debit air (meluap).
Beberapa bulan yang lalu dari dinas terkait telah melakukan kegiatan pasang pathok dan pengukuran, tapi hingga sekarang belum terealisasi. Akhirnya pathok hilang terbawa air dan tanah terkikis (erosi) akibat besarnya arus sungai bengawan solo.
Erosi selalu terjadi saat air pasang atau kondisi sungai meluap, bahkan sering terjadi banjir di bulan tertentu, yang mengakibatkan air sungai masuk ke wilayah perkampungan dan erosi yang mengikis semakin menjorok, mengikis tanah perkampungan.
Beberapa rumah dekat sungai di dukuh Dungus 13, Desa Karanganyar, sudah sangat dekat dengan jarak aliran sungai, hal ini tentu menjadi perhatian serius dan menjadi pemikiran bersama terutama dinas terkait di wilayah Kabupaten Sragen.
Akibat hujan deras dari wilayah hulu dan debet air yang tinggi, Minggu malam (13 Desember 2020) membuat jalan penghubung antar kampung Karang dan Dungus terkikis dan ambrol, tidak berani untuk dilewati, sehingga harus mencari jalan alternatif. Desa karang yang ke Dungus lewat aliran bantaran sungai mencari alternatif jalan penghubung agar aktifitas warga berjalan normal dan menjaga keselamatan.
Kekawatiran warga akibat terjadinya longsor dan erosi derasnya air sungai yang meluap cukup tinggi, hal ini disampaikan Ketua RT 13 Dungus, Sukirman ST MSi. Berharap warganya untuk selalu waspada dan jangan mendekati aliran sungai untuk keselamatan dan keamanan jiwa. Semoga kedepan kondisi ini akan menjadi perhatian serius untuk dicarikan solusi oleh semua pihak dan para pemangku kebijakan. (Anto/hr/*)