SULSEL, INFODESANEWS – Fermentasi pakan ternak, unggas dengan bakteri buatan sendiri itu lebih sehat untuk ternak babi, karena kita memunculkan bakteri di makanan babi sehingga makanan lebih terurai yang kemudian dimakan oleh babi, otomatis makanan itu masuk ke perut babi dan dalam perut babi bakteri itu masih melakukan fungsinya sehingga lebih gampang dan memberikan manfaat bagi perkembangan babi.
Pendidikan dan latihan (Diklat) pembuatan fermentasi pakan ternak dan unggas digelar di Pombakka Desa Pompaniki Kecamatan Sabbang Selatan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Senin 15 Juli 2024 kemarin.
” Hal tersebut dipaparkan fasilitator pembuatan pakan ternak babi Yustus didampingi Yunus serta staf Diklat Tempat Pelayanan Credit Union Sauan Sibarrung (CUSS) Johanis Pabiban bahwa, kotoran babi juga tidak bau setelah rutin diberikan pakan yang difermentasi,” sebutnya.
Yustus juga menambahkan kepada peserta mengenai cara pemberian pakan babi yang biasa dilakukan selama ini yakni, 1 ekor babi 1 ember, itu harus diubah didalam beternak babi modern dan hanya dengan pemberian makanan fermentasi hanya satu kali dalam sehari.
Sistem pemberian pakan menggunakan perbandingan banyak atau sedikitnya pakan yang diberikan serta pemberian pakan yang bernutrisi dan sehat itu akan sama hasilnya dalam beternak rumahan.
Fasilitator berharap dengan adanya pelatihan ini anggota dapat menambah wawasan dalam pemberian pakan ternak dan menjadi salah satu solusi bagi anggota untuk menghemat biaya produksi dalam hal usaha ternak babi sehingga dapat meningkatkan perekonomian keluarga.
Untuk semua jenis babi, baik itu babi bunting, menyusui, anak babi belum disapih dan anak babi yang sudah disapih, itu semua bisa diberikan pakan fermentasi.
Dan bahan bahannya yakni, Dedak, ampas kelapa, jagung halus, daun dan ubi jalar, ubi kayu, bekicot, ikan busuk dipotong potong kecil, daun daunan yang lunak, bisa batang pisang yang masih muda, konsentrat babi secukupnya, EM-4 secukupnya, gula merah secukupnya dan Yakult secukupnya.
Gula merah dilarutkan dalam air bersama EM4 dan Yakult. Bahan tadi diserak secara merata lalu disiram-siram sedikit demi sedikit, sekaligus dilakukan pengadukan.
” Tanda-tanda larutan sudah cukup, bila bahan dikepal dengan tangan tidak mengeluarkan air atau larutan tadi, tetapi tidak pecah bila kepalan tangan dibuka. Kalau bahan sudah tercampur rata dimasukkan ke dalam tong plastik, dipadatkan dengan menekan atau diinjak injak. Isi tong hingga penuh dipadatkan,” urainya.
Tong ditutup dengan plastik dan diikat dengan karet ban motor dan pastikan udara tidak bisa masuk ke dalam tong. Dan biarkan selama 3 hari dan di hari keempat langsung diberikan kepada ternak.
Sekadar diketahui bahwa, manfaat pakan fermentasi yakni, efesiensi waktu untuk memberi makan ternak berkurang, memiliki daya simpan lebih lama, meningkatkan kandungan gizi pakan, memperbaiki sistem pencernaan, meningkatkan selera makan, sehingga mempercepat penambahan bobot pada ternak penggemukan.
” Pakan fermentasi adalah pakan ternak yang melalui proses fermentasi mikroba dengan tujuan untuk meningkatkan nilai nutrisi dan ketersediaan nutrisi bagi ternak,” terangnya.
Proses fermentasi melibatkan aksi mikro organisme seperti bakteri, ragi dan jamur untuk mengubah komposisi pakan asli menjadi bentuk yang lebih mudah dicerna dan bermanfaat bagi sistem percernaan ternak.
Fasilitator Yustus menambahkan bahwa,” ciri-ciri pakan fermentasi yang baik yakni, aroma yang menyengat pada pakan fermentasi terjadi karena adanya berbagai senyawa volatil yang dihasilkan selama proses fermentasi oleh mikro organisme tertentu, terutama bakteri asam laktat. Dan proses ini melibatkan sejumlah reaksi kimia yang mengubah komponen-komponen pakan awal menjadi senyawa-senyawa baru yang memiliki aroma yang khas,” terangnya.
Bakteri asam laktat merupakan kelompok mikro organisme yang pada umumnya terlibat dalam fermentasi pakan. Selama proses ini, bakteri tersebut mengonsumsi gula merah yang terdapat dalam pakan dan menghasilkan asam laktat sebagai produk sampingan utama. Juga proses fermentasi melibatkan aktivitas Enzim yang dapat mengubah komponen pakan menjadi senyawa yang lebih kompleks dan memiliki aroma yang berbeda. Enzim ini dapat dihasilkan oleh mikro organisme selama fermentasi.
” Ingat selama fermentasi, beberapa perubahan warna mungkin terjadi karena reaksi kimia yang melibatkan senyawa-senyawa tertentu, namun warna yang tetap relatif konsisten menandakan bahwa, tidak ada proses oksidasi yang berlebihan atau perubahan struktural yang merugikan,” jelas Yustus.
Olehnya itu, warna yang tidak berubah drastis pada pakan fermentasi adalah petunjuk bahwa hasil fermentasi tersebut memiliki kualitas yang baik dan tetap mempertahankan nilai nutrisi yang diinginkan.
Untuk diketahui bahwa, asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat selama fermentasi berfungsi sebagai pengawet alami. Asam ini membantu menghambat pertumbuhan mikro organisme patogen dan bakteri pembusuk yang dapat merusak pakan.** Beny/Yus