BLORA, INFODESANEWS | Dosen Pendidikan Sosiologi dan Antropologi FISIP Universitas Negeri Semarang (UNNES) bersama mahasiswa melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Bogowanti, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora Kegiatan ini fokus pada edukasi pencegahan stunting pada anak, Kamis, 30/05/2024.
Ketua Tim Pengabdian, Dr. Atika Wijaya, M.Si, menyampaikan pemilihan Blora sebagai lokasi pengabdian didasarkan pada data BPS yang menunjukkan angka stunting masih tinggi di wilayah tersebut, yaitu 25%, khususnya di Kecamatan Ngawen.
“Diharapkan kegiatan ini dapat membantu masyarakat, terutama ibu-ibu muda, dalam pemilihan makanan bergizi agar balita sehat dan bebas dari stunting,” ujar Dr. Atika.
Kepala Desa Bogowanti, Suyitno, mengapresiasi inisiatif UNNES dan menyampaikan bahwa angka stunting di desanya relatif rendah berkat kerjasama aktif antara masyarakat dan kader Posyandu dalam sosialisasi.
“ Kami berterima kasih atas peran Dosen Pendidikan Sosiologi dan Antropologi FISIP Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam membatu kami dalam upaya memberikan edukasi kepada warga kami, dan semoga kegiatan ini akan diakan lagi dalam waktu – waktu kedepannya,” ungkapnya.
Patauan Media Infodesanews di lapangan, Kegiatan diikuti oleh ibu-ibu muda, ibu-ibu hamil anggota PKK Desa Bogowanti, serta kader Posyandu. Pemateri utama disampaikan oleh Eka Yuniati, M.A., asisten peneliti stunting dari Universitas Gadjah Mada.
Eka Yuniati menjelaskan stunting disebabkan oleh pola asuh yang kurang tepat, gizi yang kurang, serta pernikahan usia dini. Eka juga memperkenalkan program DASHAT (Dapur Sehat Atasi Stunting) yang memberikan panduan memasak sehat dan penyuluhan gizi bagi ibu hamil dan menyusui.
“Pola asuh yang kurang tepat sering kali melibatkan kurangnya perhatian terhadap kebutuhan emosional dan fisik anak, yang menghambat perkembangan optimal mereka,” ujarnya.
Lebih lanjut Eka Yuniati membeberkan gizi yang kurang pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti stunting, yang berdampak negatif pada kemampuan kognitif dan fisik anak. Pernikahan usia dini juga berisiko tinggi menyebabkan kehamilan pada usia yang belum matang, mengakibatkan komplikasi kesehatan bagi ibu dan bayi serta meningkatkan kemungkinan stunting.
“Pengetahuan terkait gizi sangat penting karena kekurangan gizi pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan stunting, yang berdampak negatif pada kemampuan kognitif dan fisik anak. Selain itu, pernikahan usia dini meningkatkan risiko kehamilan pada usia yang belum matang, menyebabkan komplikasi kesehatan bagi ibu dan bayi serta memperbesar kemungkinan terjadinya stunting,” pungkasnya.
Acara berlangsung lancar dengan antusiasme tinggi dari para peserta, yang ditunjukkan dalam sesi diskusi dan kuis. Tim Pengabdian UNNES mengakhiri acara dengan berterima kasih kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atas dukungan pendanaan melalui DPA FISIP UNNES 2024 Nomor Kontrak: 78.26.3/UN37/PPK.03/2024, yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan ini dengan baik.**Red.