Bin, S. : “PKI = Ateis Tidak berTuhan”

INFODESA231 Dilihat
banner 728x90

KUDUS, INFODESANEWS – Majlis Manakib Nusantara sebagai komunitas gerakan selain memiliki Dimensi Teologi-Religius juga berdimensi sosiologis. Maka tidak membiarkan gejala dan perkembangan sosial keagamaan dilingkungannya terganggu. Dalam pada itu setelah mencermati Fakta sosial khususnya masalah Ideologi dan keterkaitannya dengan agama, maka dapat disimpulkan.

Pancasila sebagai Dasar Negara/NKRI, sedang dalam ancaman Komunisme.
Bahwa RUU HIP merupakan rancangan yang ditengarai menjadi ikhtiar politis untuk mereduksi Pancasila menjadi Tri Sila dan bahkan Eka Sila, hanya berupa sila “Gotong Royong”.

Atas dasar itu Majlis Manakib tidak bisa berpangku tangan, karena tanggung jawab sosial wajib menegakkan Kebenaran dan waspada terhadap musuh Pancasila yaitu dalam hal ini PKI. Agar tidak bangkit baik bentuk maupun isi ideologinya maka umat Islam serentak bergerak meminta Pemerintah (kabupaten Kudus maupun propinsi dan pusat) untuk ;
1. SIAGA bersama Umat Beragama utk menumpas PKI gaya baru.
2. Membatalkan (bukan sekedar menunda) pembahasan RUU HIP.
Dan atas dorongan dari komponen umat Islam di Kudus, Majlis Mendampingi Gerakan Anti Komunis Kudus untuk berseru dalam Aksi Bela Pancasila.
Adapun bentuk seruan Bela Pancasila Majlis menata dalam Bentuk : DOA BERSAMA dan ISTIGHOTSAH UNTUK KESELAMATAN BANGSA.
Hal itu juga telah di Audiensikan dengan Kapolres Kudus dan Plt. Bupati Kudus, HM. Hartopo, ST, MM, MH.
Acara akan digelar Hari Jumat , 10 Juli 2020, Jam 13.00 WIB, di Alon Alon Simpang Tujuh Kudus.
Audiensi dengan Plt. didampingi Ketua Alumni PII dan Ketua Alumni HMI serta Majlis Manakib Nusantara.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Program TMAB, Kodim Kukar Bangun Instalasi Air Bersih di Pemukiman

Demikian wawancara Infodesanews dengan Bin.s., Ketua Majlis Manakib Nusantara, lewat telpon dalam perjalanan Yogya Kudus.
Dalam percakapan di fajar hari Rabu, 8 juli 2020, ditanya oleh Infodesanews : ” mengapa Teman Majlis dan Ormas/LSM memilih Do’a Bersama, apakah ada tekanan dari Polres ataupun Bupati plt?. “Tidak takut pada beliau sama sekali tidak ditekan, tetapi kita punya alasan tersendiri”.
Begitu jawab Bin Subiyanto, M, aktifis kawakan, yang 10 tahun terakhir ini menjadi Direktur lembaga penelitian PADERI .

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Calon Jamaah Haji Pati Diberangkatkan 3 Juni

Dalam kesempatan lain, Bin, yang saat kuliah di Filsafat UGM aktif di Forum Kajian Ideologi, menyatakan bahwa Justru kalo mau memeras Pancasila secara logis sistematis maka menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa saja. “Coba nalarkan, bila orang Iman Kepada Tuhan Yang Maha Esa, pasti dia berPeriKemanusiaan, Bersatu dalam satu kebangsaan, demokrasi dan memikirkan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, tegasnya.

“Jadi pada dasarnya NKRI itu negara yang religius, maka PKI sudah logis tidak bisa diterima oleh alam pikiran bangsa Indonesia, komunisme ataupun marxisme itu akar konsep ekonomi sosial yang dasar berangkatnya dari Ateisme, tidak mengakui adanya Tuhan”, lanjutnya. (MU/Rz)

banner 728x90