BLORA, INFODESANEWS – Bimbingan Teknis (Bimtek) peningkatan kapasitas petani bidang tanaman pangan dengan tema “Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Melalui Teknik Budidaya Serta Pongendalian Hama dan Penyakit Tanaman” yang dilaksanakan di lantai III Hotel Almadinah Blora, Jawa Tengah.
Anggota DPR-RI Komisi IV, Firman Subagyo menyampaikan, kegiatan rutin yang dilakukan antara komisi dengan pemerintahan yaitu dalam rangka peningkatan kapasitas petani melalui program pembimbingan teknis, kenapa ini menjadi penting karena memang sumber daya manusia pertanian kita ini harus selalu atau senantiasa diberikan satu penguatan-penguatan ilmu.
“Karena ilmu selalu berkembang dalam dunia pertanian sehingga agar petani itu bisa beradaptasi dengan kemajuan teknologi,” ucap Firman Subagyo kepada awak media usai acara, Minggu (5/11/2023).
Firman menambahkan, melihat situasi kondisi cuaca dan sebagainya itu tentunya harus ada inovasi-inovasi yang lebih kreatif oleh karena itu ini menjadi pembelajaran dan juga menjadi pengalaman kita bahwa el-Nino ini kan menjadi salah satu ancaman
“Kita terus terang kalau dihadapkan kepada el-Nino seperti ini kan petani kita harus tetap bergairah oleh karena itu inovasi, inovasi terhadap pemanfaatan kualitas lokal dan tanaman padi,” tambahnya.
Lanjutnya kalau tanaman padi koko kemudian mengembangkan sektor lainnya yang kira-kira memang memiliki nilai ekonomi juga tinggi bagi petani harus dikembangkan dalam menghadapi situasi seperti ini,
“Ini yang nantinya terus akan kita lakukan dan ini juga bentuk daripada pelengkap, pelengkap daripada mereka-mereka yang kemarin telah mendapatkan progam-progam bantuan itu tentunya juga harus juga diberikan ilmu,” ujarnya
Lebih lanjut, ilmu itu adalah bantuan yang kita berikan tidak sekedar diterima dan kemudian tidak ada bentuk tanggung jawab tapi harus tanggung jawab bagaimana merawatnya bagaimana harus memberikan satu perhatian terhadap progam yang tadi kita berikan
Jangan sampai terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan, kita memberikan program kemudian sampai di masyarakat tidak dimanfaatkan secara optimal atau maksimal atau bahkan ada yang dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi
“Karena kami dari komisi IV itu juga mensinyalir bahwa banyaknya pemberian progam-progam ini udah ditransaksikan diperjualbelikan, ada dari aspirasi dari daerah lain yang kemudian dijual disini,” tuturnya.
Lanjut Firman, padahal sebetulnya pemerintahkan memerintahkan daerah-daerah yang diberikan itu sudah ada yang betul-betul daerah yang harus dibina oleh anggota komisi tersebut atau dari anggota, tapi ternyatakan banyak juga justru aspirasi tidak diberikan ke daerahnya tetapi ditransaksikan diperjualbelikan dan harus diberi pemahaman tujuan dari program itu adalah untuk mengoptimalkan.
“Petani diuntungkan jangan sampai juga membuat kebijakan saat petani lagi melakukan panen pemerintah melakukan impor ini kan akan menjadi persaingan ini gaboleh dan kalau pemerintah melakukan harus impor itu tidak boleh,” pintanya.
Jadikan ke wilayah-wilayah yang penghasil daripada produk itu katankalah bawang merah ada divisit angka jangan diberikan ke wilayah-wilayah yang sebagai sentral dan di Grobogan di Blora. Disini sentralnya jagung jangan sampai impor jagung masuk ke sini nah ini yang menjadi persoalan akibatnya petani kita tidak menjadi semangat.
“Pemerintah harus berani untuk menetapkan harga bahwa harga atas harga bahwa itu kek ekonomisan harga atas agar masyarakat ada nilai keterjangkauan,” pungkasnya.