PRINGSEWU, INFODESANEWS – Mempertahankan keragaman dan melestarikan budaya peninggalan leluhur tentunya telah membantu menjaga kelestarian budaya bangsa, sebagai implementasi niat bersama untuk mewariskan budaya luhur kepada generasi muda, seperti di Pekon Margosari Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu ini misalnya.
Dalam menyambut tahun baru Islam 1445 Hijriah, atau lebih dikenal oleh masyarakat Jawa yaitu acara Suran, mengadakan bersih desa dengan bermacam kegiatan positif.
Seperti kebudayaan atau tradisi bersih desa, ini rutin diselenggarakan oleh warga, sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat dan hidayatnya. Tradisi ini digelar pemerintah Pekon Margosari disetiap tahunnya dalam mengisi kegiatan ditahun baru Islam atau Suran.
Termasuk pertunjukkan wayang kulit dimalam hari, turut juga memeriahkan acara ini di pekon Margosari.
Pertunjukan wayang kulit merupakan bagian dari upaya menjaga keragaman dan kekayaan tradisi untuk tetap lestari di negeri, di tengah berbagai hiburan yang marak saat ini. Tentu ini menjadi bagian tanggung jawab kita bersama untuk nguri-uri budaya bangsa di tengah berbagai kemajuan dan kekinian.
Selain wayang kulit, juga diadakan doa bersama dipagi harinya. Hal ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada sang pencipta atas berkah yang diberikan selama ini kepada masyarakat, sekaligus memohon perlindungan dari hal-hal negatif baik kepada diri sendiri, keluarga maupun kepada masyarakat secara luas.
“Momen ini sebagai wujud syukur kepada sang pencipta atas berkah yang diberikan selama ini kepada masyarakat, “ucap Syahidil Ghofur Kepala Pekon Margosari dalam sambutan pembukaan wayang kulit, Sabtu (29/7/23).
Disampaikan Syahidil Ghofur, wayang kulit pada malam hari ini merupakan acara puncak dari aneka rangkaian kegiatan yang dilaksanakan pada momentum tahunan baru Islam 1445 Hijriah.
Untuk itu ia menyampaikan ucapan terima kasih atas komitmennya atas terselenggaranya acara pagelaran wayang kulit termasuk rangkaian kegiatan lainnya dalam mengisi tahun baru Islam di pekon Margosari. Olehkarena, dirinya memberikan apresiasi kepada panitia yang dinilai telah bekerja hebat sekali.
“Pekerjaan mereka saling mendukung dan menguatkan. Terimakasih kepada tim dan masyarakat Margosari, semoga tahun depan bisa lebih semarak, “tutupnya.
Acara berlangsung dengan hikmat. Puncak acara pagelaran wayang kulit berjudul Sabdo Palon Noyo Genggong, dengan lakon Sabdo Palon diserahkan langsung oleh Syahidil Ghofur kepala dalang Ki. Teguh Surono N. Dimun. (Borneo/ Davit)