BANYUMAS, INFODESANEWS – Permasalahan sampah di Banyumas akhir akhir ini menjadi perbincangan hangat diantara warga. Konsep pengelolaan sampah yang “kumpul angkut buang” menjadi pengelolaan yang bertumpu pada pengurangan sampah dengan memilah dan mengurangi sampah dengan pembangunan hanggar di beberapa titik. Bank Sampah yang semula diprakarsai oleh orang yang peduli lingkungan kini kembali manjadi kebutuhan. Bank Sampah Inyong yang terletak di Jln Mocc Besar Gang Remaja RT 01/02 Desa Kutasari Kecamatan Baturraden Kabupaten Banyumas, yang semula dikelola dari lingkup RT menjadi lingkup RW mulai hari ini Senin (14/1/2019) mendapat amanah untuk mengelola sampah warga Kadus 1 Desa Kutasari.
Ketua Pengelola Bank Sampah Nurhayatni mengatakan Bank Sampah “Inyong” didirikan atas kepedulianya terhadap kebersihan lingkungan. Melihat sampah yang setiap saat berserakan hatinya merasa kurang nyaman sehingga dirinya yang saat itu suaminya menjadi ketua RT, dirinya mendirikan Bank Sampah. Meski sudah cukup lama belum semua warga mau menabung di bank sampahnya.
“Sifatnya masih sukarela, belum ada kewajiban karena baru dikelola kelompok di tingkat RT. Namun karena ketekunan dan lingkungan semakin terlihat lebih bersih, akhirnya warga satu RW ikut menabung di Bank Sampah yang saya beri nama “Inyong”, katanya
Nurhayatni sadar betul, konsep bank sampahnya ada yang kurang mempercayainya. Sehingga apabila ada warga yang langsung meminta uang diapun langsung membayarnya. Kegiatan itu dilakukan menurutnya panggilan hati dirinya menjadi relawan mengumpulkan sampah, namun juga menjadi pengelola bank sampah.
“Masyarakat disini macam-macam ada yang memang ditabung, ada yang langsung minta dibayar, bahkan ada yang minta barter dengan beras dan jajanan. Semua saya layani karena kebetulan saya juga berjualan,” jelasnya.
Nurhayatni merasa senang apabila banyak orang yang menabung maupun menukar sampah, karena menurutnya itu sudah merupakan kepedulian warga terhadap sampah yang ada disekitarnya. Keseriusan Nurhayatni mengelola sampah secara mandiri rupanya mendapat perhatian dari berbagai pihak, hal ini terlihat sebuah mesin pencacah sampah organik berukuran sedang di lokasi bank sampah, disana juga terlihat komposter.
Disela obrolan ada warga datang Bu Aris Warga RT 02 RW 02 menenteng satu karung sampah untuk ditabung. Dengan didampingi patner kerjanya Ningrum, Nurhayatni menimbang sampah yang dibawa anggotanya. Dia mengaku menerima tabungan sampah selama 24 jam. Bahkan kalau senggang dirinya rela menjemput sampah sampai kerumah anggota.
“Saya rutin menabung sampah disini, karena setiap melihat sampah dijalan saya pungut. Selain untuk keindahan dan kebersihan tetapi juga memberi berkah buat saya, karena mempunyai tabungan dari sampah,” jelasnya
Karena TPS yang ada di Dusun 1 mulai Senin (14/1/2019) ditutup dan, kegiatan mengumpulkan bank sampah ini makin meluas ke RW akhirnya oleh Pemerintah Desa Bank Sampah “Inyong” dijadikan bank sampah tingkat kadus.
Dalam proses sampah yang diterima, Nurhayatun menjelaskan, bank sampah Inyong membaginya menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan anorganik. Dalam mengolah sampah organik, menggunakan mesin pencacah. Setelah itu, sampah tersebut difermentasi dan ditambahkan zat aktivator, sehingga seterusnya bisa dihasilkan kompos.
Menurut Nurhayatun, cukup banyak pesanan yang datang untuk pupuk kompos. Kalaupun tidak ada pesanan, dia menggunakan kompos yang dihasilkan, untuk keperluan apotek hidup yang dikelolanya. Sementara itu, untuk sampah anorganik, sebagian besar dijual lagi dan sebagian lainya digunakan menjadi kerajinan tangan yang bernilai jual. **Parsito