Aksi People Power Di Bundaran Gladag Gagal, Mudrik Sangidu Akui Sengaja Digeser

SOLO, INFODESANEWS.COM – Aksi People Power yang semula dijadwalkan berlangsung di Bundaran Gladag, Solo, Jawa Tengah pada Jumat kemarin (7/7), telah mengalami pergeseran lokasi di Jalan Kartopuran Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta.

Penggagas Aksi People Power, Mudrik M Sangidu saat bersama rekan (foto: dok)

Namun penyelenggara aksi yang rencananya dipimpin oleh Mudrick Setiawan Malkan Sangidu tersebut, memicu reaksi dari berbagai pihak. Dalam hal ini, Organisasi Massa (Ormas) Lindu Aji dengan tegas menyatakan penolakan terhadap rencana pelaksanaan ‘Aksi People Power’ ini.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Lindu Aji, Nanang Setyono, menyebut bahwa Aksi People Power yang digagas oleh Ketua Dewan Pembina Mega-Bintang, itu hanya akan memicu kerusuhan baru. Tidak akan memberikan dampak berarti namun justru membahayakan stabilitas masyarakat.

Tim Polda saat berkunjung di kediaman Mudrik M Sangidu (dok)

Ormas Lindu Aji, mengimbau Mudrick Sangidu dan pengikutnya mempertimbangkan kembali rencana mereka. Lalu menggunakan energi dan waktu untuk aksi tersebut ke hal-hal yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

“Lindu Aji paham sekali kondisi politik saat ini yang memanas jelang Pemilu dan Pilpres, aksi demo turun ke jalan juga bagian demokrasi, tapi bukan terus untuk menurunkan pemerintahan. Kan, rezim ini juga akan berakhir sebentar lagi,” tandasnya Rabu (5/7).

Pentolan organisasi massa Mega-Bintang, Mudrick Sangidu mengaku aksi People Power dipindah setelah ia didatangi petugas dari Polda Jawa Tengah, Kamis (6/7) kemarin. “Kemarin itu datang dari Polda Jateng. Pokoknya bisa jalan, tapi tidak di Gladak,” katanya saat dihubungi melalui telepon, Kamis (6/7).

Ia pun memaklumi permintaan tersebut lantaran Gladak sangat dekat dengan Balai Kota Solo, tempat Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka berkantor. Mudrick akhirnya memutuskan untuk memindahkan lokasi aksi People Power.

“Saya juga memaklumi karena Gladak itu kan berdekatan dengan Kantor Balai Kota. Wali Kotane anake presiden (Wali Kotanya anaknya presidan). Nggak apa-apa, yang penting itu jalan terus,” katanya.
Mudrick bahkan mengaku sempat

ditawari petugas dari Polda Jateng tersebut untuk memindahkan aksinya ke daerah Manahan. Namun tawaran tersebut ia tolak lantaran di Manahan ada RS Bhayangkara yang merupakan bekas Mapolresta Surakarta. “Nanti saya dikira menghina polisi, saya bilang jangan,” katanya.

Menurut Mudrick, pemindahan aksi People Power merupakan keputusan terbaik. Pihak kepolisian sendiri sudah berusaha memberikan solusi bagi warga yang hendak menyuarakan aspirasi melalui aksi tersebut. “Kita ya nggak enak juga lah, sudah diberi solusi yang terbaik. Yang penting itu jalan terus,” katanya.

Nama Mudrick Sangidu tak asing di percaturan politik Indonesia. Mudrick sempat menjabat sebagai Ketua DPC Surakarta PPP di medio tahun 1997 lalu.

Mudrick merupakan salah satu inisiator gerakan ‘Mega-Bintang’ di Solo pada medio 1997 lalu. Gerakan Mega-Bintang kala itu hadir sebagai kolaborasi nonformal antara simpatisan PDI pro-Megawati dan PPP yang saat itu masih bersimbol bintang, untuk melawan hegemoni Soeharto dan Golkar jelang Pemilu 1997. Namun belakangan DPP PPP membantah Mudrick masih aktif di PPP Solo. (*/red slo)