“Kita tertipkan di setiap wilayah sehingga tidak ada perbedaan antara masing-masing penggarap, jadi kita tertipkan semuanya, karena kalau tidak seperti itu di kawasan hutan di Blora ini tidak pernah jadi untuk tanamannya,” terangnya .
“Karena mereka menanam tebu ternyata pertama nanam jagung dulu ketika jagung sudah berbunga dan berbuah di bawahnya ternyata ada tanaman tebunya,” tambahnya.
Lebih lanjut, jadi mereka sebenarnya colong laku, seperti itu memang tidak disarankan. Sebaiknya memang mending nanam jagung saja seperti programnya pemerintah saat ini untuk ketahanan pangan.
“Memang yang kami lakukan penertipan di lokasi tanaman 2023-2024, jadi tanaman masih kecil tapi ditumpang sari dengan tanaman tebu kemungkinan untuk berhasil sangat kecil sekali,” ungkapnya.
Jadi teman-teman masyarakat di BKPH Ngawenombo atau di seluruh wilayah KPH Blora dalam pemanfaatan kawasan hutan kami sangat antusias dan mendukung, kami juga siap untuk bekerjasama dalam pemanfaatan kawasan hutan selama memang itu sesuai dengan prosedur, sesuai dengan aturan yang ada. Dan jenis komoditas tolong dipilih jenis-jenis komoditas yang memang direkomendasikan untuk bisa ditumpang sarikan dengan tanaman kehutanan.