Semarang, Infodesanews.com – Pondok Pesantren Durrotu Aswaja, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang pagi ini (24/01/2018) melakukan pelepasan Santri yang mengikuti program ABASA (Amal Bakti Santri). Bertempat di Balai Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, program Abasa Durrotu Aswaja disebut sebagai program yang dinantikan oleh masyarakat.
“Biasanya, kami kedatangan tamu dari mahasiswa yang KKN (Kuliah Kerja Nyata).” Kata Tri Winarno, Sekretaris Lurah Kalisegoro mengawali sambutannya. “Saya merasa bangga. Ini seperti sebuah surprice, karena ini adalah untuk yang pertama kalinya” Ungkapnya. Sebagai sebuah program yang dinantikan oleh masyarakat, Tri Winarno berpesan agar para santri komunikatif, “Perlu saya sampaikan kepada para santri untuk membangun komunikasi dan selalu berkoordinasi dengan perangkat lurah yang ada, agar program ini terlaksana dengan baik. Apa yang bisa kami bantu, akan kami usahakan.” Imbuhnya.
Pengasuh PP Durrotu Aswaja, Kiai Agus Ramadhan dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan sebuah sinergitas antara Ulama dengan Umaro, “Ulama dengan Umaro perlu kompak dalam membangun sebuah peradaban dengan Islam ahlussunah wal jamaah yang sesuai dengan kebutuhan bangsa yang bhineka tunggal ika ini. Dengan adanya Abasa, semoga bermanfaat dalam membentuk masyarakat yang islami, sesuai dengan ajaran Nabi, Sahabat dan salafus shalih. Dengan demikian paham radikal bisa ditangkal lebih dini” Tegas Kiai Agus Romadhon. Dirinya juga berharap agar Kerjasama ini bisa berlanjut. “Saya berharap kerjasama ini bisa berlanjut dengan program-program yang lain. Bukan hanya sekedar Abasa saja. Jadi, bila mana dibutuhkan, insya Allah pondok siap membantu berdiri dan berlangsungnya TPQ dan Madin” Terangnya.
Perihal pemilihan dan penentuan lokasi Abasa, Pengasuh Pesantren Durrotu Aswaja telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak. “Kelurahan Kalisegoro dan Ngijo dipilih sebagai tempat Abasa karena rekomendasi dari MWC (Majlis Wakil Cabang) NU Kecamatan Gunungpati dan selanjutnya kita koordinasikan dengan panitia pesantren. Semua informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan santri dan perannya di masyarakat sudah kita serap, sehingga program yang nantinya dilaksanakan diharapkan sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat” jelasnya.
Menurut ketua panitia, Muhammad Firdaus, Abasa angkatan pertama ini dilaksanakan selama 21 hari. Para santri yang diterjunkan diharapkan mampu menerapkan konsep ukhuwah islamiah (persaudaraan sesama muslim), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan setanah air), dan ukhuwah basyariyyah (persaudaraan sesama manusia). Seusai acara pembukaan para santri berdoa bersama dan bergegas menuju lokasi masing-masing. (Rifqi/yono)