SEMARANG, Infodesanews.com – Napak tilas sejarah dengan berziarah dan bertandang “sowan” Kiai sepuh merupakan tradisi khas Islam Nusantara. Jama’ah Shalawat dan Dzikir Jaga Gawang Aswaja Semarang merupakan sebuah perkumpulan pengajian ibu-ibu yang diprakarsai para Ibu Nyai (Isteri Kiai) yang ada di kota Semarang. Jaga Gawang Aswaja kemarin (20/10/17) melaksanakan ziarah bersama dan sowan guru (Kiai Sepuh) sebagai salah satu rangkaian kegiatan menyambut harlahnya yang kedua.
Berangkat dari Hotel Pandanaran Semarang pagi (06.00) rombongan bus berisikan 46 Bu nyai langsung menuju ke Makam Raden Patah dan Sunan Kalijaga Demak, Mbah Sambu beserta beberapa makam Kiai Khas (Kiai yang dianggap memiliki kelebihan khusus di masa hidupnya)
Sekilas tentang Mbah Sambu atau Sayyid Abdurrahman Basayaiban adalah putera Pangeran Benawa, putera dari Jaka Tingkir atau yang bergelar Sultan Hadiwijaya Raja Kerajaan Pajang, cikal bakal Kerajaan Mataram Islam yang juga menjadi menantu Sultan Trenggono Raja Demak. Mbah Sambu merupakan tokoh yang berjasa dalam syiar (menyebarkan) agama Islam di Lasem yang saat itu meliputi Sedayu Gresik, Tuban, Rembang, Pati sampai Jepara. Atas jasanya menjaga stabilitas keamanan itu Mbah Sambu yang juga menantu Adipati Lasem diberi tanah perdikan kampung Kauman termasuk lokasi sekarang dijadikan Masjid Jamiā Lasem.
Selanjutnya rombongan menuju kediaman Kiai Kharismatik yang akrab disapa Gus Qoyyum Mansur. Dalam menyambut tamu dari Semarang Gus Qoyyum mengingatkan tentang peranan seorang Ibu sebagai _madrasatul ula_ (pendidikan yang pertama dan utama) bagi anaknya.
Perjalanan selanjutnya adalah bertandang sowan K.H. A. Musthafa Bisri. Ulama karismatik dan multitalenta yang akrab dengan nama Gus Mus. Oleh Gus Mus rombongan mendapatkan wejangan tentang doa seorang ibu. Wejangan doa seorang ibu makbul (diterima dan dikabulkan) karena itu doanya juga makbul maka seorang ibu wajib mendoakan anak-anak dan suami. Selain itu beliau juga mengingatkan untuk membaca sholawat setiap saat, terlebih lagi setiap malam Jum’at dapat menghatamkan maulid burdah (sebuah kitab berisikan nadzam syair-syair keagungan Nabi Muhammad SAW) sebagai salah satu wasilah (perantara) untuk dapat satu majlis dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam di surga.
Dalam rangka Peringatan Hari Lahir Jaga Gawang Aswaja menurut rencana akan diadakan festival 1000 rebana. Atas arahan Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryati Rahayu kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 oktober meski HUT pada 24 oktober 2017 mengingat banyaknya agenda yang mesti disupport oleh pemerintah.
Jaga Gawang Aswaja dalam rintisan dan eksistensinya lebih banyak dimotori oleh Trio Bu Nyai Semarang Nyai Hj Aminah Hadlor, Nyai Hj Afifah Adnan, Nyai Hj Umi Faidah Zaid. Ketiganya rajin berjibaku mulai terbentuk dari tanggal 24 oktober 2015 hingga sekarang mencapai ribuan jamaah.