Pembinaan Kerukunan Umat Beragama di Wilayah Kabupaten Pati

NASIONAL126 Dilihat

PATI, INFODESANEWS – Di aula Suluh Bhakti Kodim Pati kembali diselenggarakan kegiatan pembinaan teritorial, kali ini adalah pembinaan kerukunan umat beragama diwilayah Kabupaten Pati. Selasa, (23/03/2021).

Mengusung tema “Mewujudkan Binter TNI-AD yang adaptif melalui kegiatan pembinaan kerukunan umat beragama demi mencegah konflik sosial antar umat beragama serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa” menghadirkan tiga orang Narasumber yakni dari Kemenag Kabupaten Pati Drs H. Ahmad Arsyad (perwakilan agama Islam), Pendeta Didik Hartono (perwakilan agama Kristen Protestan) dan Yosep Eka Tri dari Kemenag Kabupaten Pati (Perwakilan agama Katholik).

Sedangkan peserta dalam acara tersebut adalah dari perwakilan Babinsa, perwakilan anggota Satdisjan TNI AD, perwakilan PNS TNI AD Kodim Pati, perwakilan FKPPI Pati, serta perwakilan Tomas dan Toga.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Upaya Personel TNI dan Stakeholder di Lumajang, Sekat Jalur ke Pasar Hewan Ditengah Upaya Sterilisasi

Dalam sambutan Dandim 0718/Pati yang diwakili oleh Perwira Seksi teritorial kodim 0718/Pati Kapten Inf Kusmiyanto menyampaikan bahwa pembinaan teritorial merupakan kegiatan rutin program yang dilaksanakan setiap tahun yang bertujuan sebagai pembelajaran dan penyatuan visi antara seluruh unsur baik Babinsa, ormas, tomas dan toga sebagai pelopor dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama.

Ia juga merasa prihatin karena maraknya penggunaan medsos di masyarakat dengan munculnya pendapat pribadi sehingga timbul perdebatan yang keras sehingga tidak mau saling mengalah karena merasa paling benar sehingga timbul perpecahan.

“Apabila ini tidak disikapi dengan tindakan pencegahan dikhawatirkan akan bisa merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” ujar Kusmiyanto.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Ini Dia Hubungan Partai Garuda dengan Gerindra

“Sehingga dengan kondisi tersebut, perlu adanya pelopor dalam masyarakat yang mampu mencegah dan meminimalisir dampak karena perbedaan dan konflik dalam masyarakat,” Imbuhnya.

Ia juga mengingatkan bahwa khususnya di Indonesia paling rawan adalah isu tentang SARA ( suku, agama, ras, dan antargolongan) yang dihembuskan oleh pihak tertentu untuk memecah belah persatuan.

“Isu yang paling sering dihembuskan untuk memecah belah kita adalah tentang SARA, sehingga kita semua perlu berhati-hati, untuk itu dalam pertemuan kali ini kita satukan komitmen untuk selalu menjaga kerukunan hidup antar umat beragama,” tandasnya. (SN)