MAGELANG, infodesanews.com – Masih maraknya penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja, mendorong organisasi Granat (Gerakan Anti Narkotika) terus aktif menyosialisasikan bahayanya mengonsumsi narkoba. Pelajar menjadi sasaran sosialisasi yang bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) itu.
Seperti yang dilakukan di SMA 3 Magelang, Selasa (12/9), Granat dan BNN memberi penyuluhan penyalahgunaan bahaya narkoba. Tidak kurang dari 300 siswa mengikutinya yang dihadiri pula oleh Kepala Badan Kesbangpolinmas Kota Magelang, Ery Widyo Saptoko dan kepolisian.
“Penyalahgunaan narkoba masih marak di Indonesia, terutama di kalangan remaja. Termasuk di Kota Magelang yang menjadi sasaran empuk para pengedar, sehingga kami merasa perlu mengadakan penyulunan di sini,” ujar Ketua Sukarelawan Granat, Budi Handoko di sela acara.
Kota Magelang, disebutnya sebagai daerah yang memiliki tingkat konsumsi narkoba cukup tinggi. Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengonsumsi narkoba, di antaranya lingkungan, keluarga, dan faktor diri pribadi pengguna.
“Paling banyak faktor lingkungan. Banyak kasus terjadi, di keluarga baik-baik saja, tapi mengonsumsi narkoba karena ikut-ikutan teman. Kami pun terus sosialisasi agar para remaja tidak terjerumus dalam lembah hitam narkoba,” katanya.
Kasi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Temanggung, Sony Hendrawan menuturkan, kalangan pelajar dan mahasiswa memang menjadi penyalahguna narkoba terbesar kedua setelah pekerja. Sementara terbesar ketiga diduduki orang-orang yang tidak bekerja.
“Jumlah pengguna narkoba dari kalangan pekerja mencapai 50 persen dari total sekitar 4 juta penyalahguna di Indonesia. Kalangan pelajar/mahasiswa sebanyak 27 persen dan kalangan tidak bekerja sebesar 22 persen,” tuturnya yang bertindak sebagai pembicara sosialisasi.
Dia menegaskan, kalangan remaja paling rentan menjadi sasaran pengedar narkoba. Banyak kasus penyalahgunaan narkoba muncul yang korbannya dari remaja. Bahkan, kasus terbaru yang terungkap bulan Maret 2017 lalu juga remaja menjadi korban.
Kasus itu, katanya terjadi di wilayah Temanggung, di mana ada sembilan anak sekolah yang kedapatan mengonsumsi pil Excimer di saat jam pelajaran pertama. Setelah diusut, ternyata ada sekitar 42 anak yang sudah mengonsumsi pil kategori psikotropika itu.
“Kami tahu, karena ada siswa yang melapor ke kami kalau di sekolahnya ada yang mengonsumsi narkoba. Kini, mereka sedang menjalani rehabilitasi sambil kasusnya ditangani Polres setempat,” jelasnya.
Sony menyebutkan, pihaknya saat ini tengah merehabilitasi 51 orang penyalahguna narkoba, yang 80 persen berasal dari Temanggung. Sisanya dari wilayah tetangga, seperti Kabupaten dan Kota Magelang.
“Usia termuda 14 tahun dan tertua sekitar 50 tahun. Kebanyakan mereka gunakan narkoba, karena faktor pergaulan. Maka, penting sekali adanya penyuluhan ini agar anak-anak remaja kita mengetahui bahayanya narkoba, sehingga tidak terjerumus,” ungkapnya. (Awe)