BANYUMAS, INFODESANEWS – Untuk menambah kenyamanan pengunjung dan mempercantik tampilan Alun-alun Purwokerto, Pemkab Banyumas melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas segera melakukan renovasi alun-alun. Penataan akan dilakukan secara bertahap. Rehab awal pada tahun 2020 adalah perluasan pedestrian barat dan dan timur alun-alun.
Mengingat alun-alun dianggap memiliki nilai-nilai budaya, DLH dalam merencanakan pembangunan tersebut meminta masukan dari berbagai pihak, melalui rapat koordinasi yang digelar di Ruang Rapat Wakil Bupati Banyumas, Selasa (15/09/2020). Hadir dalam rapat ini mantan kepala Dinas Cipta Karya Agus Cholid dan Andre Subandrio, Tri Wuryani akademisi dan dinas Instansi terkait.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Junaedi mengatakan bahwa sesuai perintah Bupati Banyumas Achmad Husein, pada tahun 2020 pihaknya akan melakukan penataan alun-alun. Penataan alun-alun ini bertujuan untuk menambah kenyamanan bagi masyarakat agar alun alun bisa menjadi ruang publik yang nyaman, bisa digunankan sebagai tempat untuk berinteraksi.
“Tahapan yang dilaksanakan pada tahun ini, kondisi existing tetap dipertahanan, hanya memperlebar pendestrian yang ada ditimur dan barat alun alun kurang lebih sekitar 6 meter, sekaligus menambah wahana tempat duduk dan maupun menambah lampu,” katanya
Junaidi menambahkan pada Tahun 2020 karena keterbatasan anggaran dan pelaksanaan hanya 60 hari sehingga kegiatan yang akan dilaksanakan hanya pelebaran pedestrian dan dudukan lampu dan dudukan tempat duduk serta memasang tempat cuci tangan.
“Mengingat saat ini masih pandemi, pemasangan tempat cuci tangan digharapkan masyarakat rajin mencuci tangan,” katanya
Junaidi menambahkan, bahwa anggaran yang tersedia sebesar Rp 700 juta. Setelah mendapat bebagai masukan hari ini pihaknya segera mengajukan ke LPSE untuk dilakukan proses administrasi pekerjaan.
“Oktober besok semoga sudah bisa dimulai,” tambahnya
Andrea Subandrio, yang pernah menjadi Kepala Dinas Cipta Karya mengatakan bahwa konsep alun-alun sekarang adalah ruang terbuka. Jadi, Alun-alun nantinya bisa menjadi sarana rekreasi keluarga, tempat berkumpulnya keluarga untuk bersantai, sarana olahraga ringan dan sebagainya.
“Jadi pembangunan dibuat tidak eksklusif, sehingga masyarakat bisa memanfaatkannya secara bebas,” katanya
Namun demikian menurut Andre, alun-alun juga menjadi area untuk menyerap polutan ramah lingkungan dan ramah disabilitas. Dia menyarankan penanaman pohon tegakan, tidak berada di pot.
“Kalo bunga ditanam dipot selain perawatan harus terus menerus, dari beberapa pengalaman pot akan menjadi tempat sampah,” katanya
Sementara itu Agus Cholid menceritakan fungsi alun-alun dari masa hindu, masa kerajaan mataram, masa kolonial, hingga masa kemerdekaan. Menurutnya alun-alun sebagai tempat publik harus lebih baik dan lebih ramah ke masyarakat, agar masyarakat betah di sana.
“Meski demikian, berdasarkan arahan dari berbagai pihak dan dibeberapa tempat, alun-alun sebaiknya tidak ada toiletnya. Dulu kita pernah merencanakan pembangunan toilet dibawah tanah, namun selain kontur alun-alun tidak memnungkinkan, memang ada himbauan tidak boleh ada toilet,” katanya.
Untuk mengantisipasi tersebut ia menyarankan pihak DLH, menyiapkan toilet portable.