BANJARNEGARA – INFODESANEWS, Orang mempunyai Tatto memang selama ini selalu dianggap lekat dengan citra buruk, banyak yang dicap sebagai kriminal atau preman karena tubuh banyak lukisan permanen, apalagi jika terletak dibagian tubuh yang mudah terlihat orang lain, tentu terkadang mempersulit untuk mendapatkan pekerjaan, namun setelah viralnya sesosok mantan menteri kelautan Susi Pudjiastutik aturan itu seolah menghilangkan keraguan kalau orang beratto itu seram.
Di Kabupaten Banjarnegara, tepatnya di Desa Purwasaba Kecamatan Mandiraja, ada pejabat bertatto yang sangat dicintai oleh warganya, Hoho Alkaff SH (36th) namanya, anak bungsu dari 4 bersaudara dari pasangan H Siswoyo Siswoharsono dan HJ Sri Hartati tersebut meskipun tubuh banyak lukisan indah,namun masyarakat melihat dari sosok positif yang baik dan mengayomi selama ini.
Saat dimintai keterangan INFODESANEWS perihal tatto yang dimilikinya disela sela rapat yang berada di Aula Desa mengungkapkan tentang seni tatto, dirinya dengan santun menjelaskan. “Tentu namanya Masyarakat kalau melihat pemimpin yang tubuhnya bertato tentu ada yang suka, ada juga yang tidak, apalagi Kepala desanya masih muda, tetapi anggapan-anggapan lama kelamaan mulai berubah,sekarang masyarakat tidak melihat dari tattonya, tapi bagaimana namanya Kepala Desa tentu yang saat ini di sorot adalah kebijakan bagaimana seorang pemimpin desa yang baik, yang bisa memajukan desanya, dan juga masyarakat sekarang sudah pintar semua dalam memilih pemimpin, karena saat saat ini di kasih amanat masyarakat, berusaha semaksimal mungkin menjadi lebih baik,meskipun dulu pernah salah atau kurang baik, istilahnya saya seorang pendosa menuju hijrah kearah yang lebih baik daripada sebelumnya,” ungkap Kades yang terkenal keren tersebut.
Pasangan dari Erna widiastuti itu juga menambahkan, saat ini dirinya akan fokus menjadi seorang bapak semua masyarakat desa Wirasaba, dan akan mengabdikan diri selama dirinya memimpin. “Saat ini saya harus bisa menjadi bapak dari masyarakat Desa Purwasaba bukan lagi hanya Kepala rumah tangga saya saja, dan dengan jabatan Kepala Desa yang saya sandang saat ini, saya akan mengabdikan seluruh jiwa raga dengan segala kemampuan yang saya miliki menuju ke arah yang lebih baik daripada pendahulu saya, memajukan desa,menata perekonomian masyarakat melalui program apapun,” tambahnya.
Selain Kepala Desa, di Desa Purwasaba juga ada perangkat desa mempunyai tato yang juga disukai olah warganya. Jika melihat hal tersebut, tentu hal itu menepis anggapan kalau orang bertatto itu seram ataupun terkadang di cap seorang preman yang dekat dengan dunia kriminal hanya sebuah teori.
Kepala Desa Hoho juga mengungkapkan, bahwa waktu dekat dirinya saat ini akan fokus untuk membeli Mobil Ambulan sebagai Mobil Siaga, untuk membantu warga sakit dan butuh rujukan secara gratis. “Saya lakukan program pengadaan Mobil Ambulan bukan tampa alasan, saat ini saya sangat prihatin jika melihat orang yang kurang mampu sakit dan harus di bawa ke Rumah Sakit,tapi masih di bebani biaya mobil, dengan adanya mobil ambulan atau mobil siaga milik desa bisa membantu masyarakat dan kita Gratiskan, dan disini saya tidak menggunakan uang desa sepeserpun, saya akan membelikan mobil ambulance dengan uang saya pribadi, karena saya tidak mau nantinya dikira menguras anggaran milik desa,” tegas Kades Hoho,salah satu lulusan S2 di Unsoid tersebut.
Di tempat terpisah, INFODESANEWS mencoba menggali tanggapan dari warga Desa Purwasaba, yang sengaja dirahasiakan namanya tampa sepengetahuan Kepala Desa Hoho. Jawaban warga secara acak tersebut juga mengungkapkan kalau Kepala Desa Hoho selama ini di mata masyarakat sangat baik meskipun tubuhnya bertatto, dan jawaban warga yang membuat media ini merasa tercengang, ternyata meskipun Kepala Desanya mempunyai Tatto dirinya rajin dalam beribadah dan bertanggung jawab kepada masyarakatnya.
“Pak Hoho sebelum jadi Kepala Desa dikenal orang yang selalu perhatian ke siapapun dan sering membantu termasuk ke anak anak yatim piatu, tetapi kebaikan dia tidak pernah mau diketahui orang lain karena takut dianggap sebagai orang riya,bahkan beliau setelah jadi Kepala Desa sudah menghibahkan satu unit mobilnya untuk masyarakat agar digunakan menjadi mobil operasional Desa Purwasaba, saat ini kan bukan tattonya yang di lihat, yang dilihat kan bagaimana karakter seorang Kepala Desa yang bisa memajukan desa dan menyejaterakan masyarakatnya,jadi masyarakat sendiri tidak terpengaruh masalah tattonya,” pungkasnya. (Gus/Fitri/*)