SULSEL(LUTRA), INFODESANEWS | Setelah menunggu selama 4 jam, mulai pukul 10.00 Wita di Media Centre Penanganan Banjir Bandang yang berkedudukan di Aula I Lagaligo akhirnya dialog baru bisa dimulai pukul 14.00 Wita, sebab pengunjuk rasa Mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Korban Banjir Bandang, Selasa (11/8/2012).
Dalam dialog dengan pengunjuk rasa Bupati Luwu Utara (Lutra) Indah Putri Indriani didampingi Kepala Dinas (Kadis) PUPR Suaib Mansur, Kepala BPBD Muslim Muhtar, Kepala Dinas Sosial Besse Andi Pabeangi bersama jajaran tim teknis.
Dalam dialog itu, Bupati Indah menjawab semua tuntutan pengunjukrasa yakni, data rumah korban banjir, DTH, penanganan bencana banjir bandang terkhusus normalisasi sungai Masamba dan Radda, pemulihan ekonomi khususnya lahan pertanian yang terendam banjir lumpur dan pembangunan hunian tetap serta pembangunan tanggul permanen, biaya sewa rumah, proses penyaluran bantuan dan penggunaan dana tanggap darurat serta lainnya.
Sekadar diketahui Senin kemarin (10/8/2020), pengunjuk rasa Forum Masyarakat Korban Banjir Bandang Luwu Utara, DPRD menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), akhirnya kacau/ricuh dan tidak menghasilkan apa-apa.
Kericuhan itu karena pengunjukrasa hanya meminta pimpinan rapat dengar pendapat untuk menghadirkan Bupati Lutra Indah Putri Indriani, namun Karemuddin Wakil Ketua II DPRD Lutra menolak permintaan pengunjukrasa dan memukul meja dengan arogan, sehingga memicu situasi menjadi memanas dan terjadi kekacauan/kericuhan dalan ruangan paripurna DPRD Lutra.
“Demi kepentingan masyarakat, saya bersedia menunggu empat jam dan semua agenda hari ini saya batalkan demi adik-adik Mahasiswa yang mengatasnamakan forum masyarakat korban banjir bandang,” kata Bupati.
Koordinator lapangan, Hatta bersama pengunjukrasa lainnya mengatakan, kami merasa lega dan puas setelah keinginan warga korban bencana banjir bandang lumpur mendapat jawaban pasti Bupati Lutra.(yustus)