Jamas Keris Kiai Cinthaka Kangjeng Sunan Kudus 1441 H

LIFESTYLE, NASIONAL240 Dilihat
banner 728x90

KUDUS, INFODESANEWS – Jamas berasal dari bahasa Jawa yang berarti mencuci (pusaka). Penjamasan dilakukan untuk merawat dan menjaga keris agar bebas dari karat, serta untuk lebih menampakkan pamor keris supaya lebih bersinar dan terjaga dari kerusakan.

Kiai Cinthaka adalah keris milik Kangjeng Sunan Kudus. Penjamasan Keris Kiai Cinthaka dilakukan satu tahun sekali, yaitu pada hari Senin atau Kamis pertama setelah hari Tasyrik, atau tanggal 11 sampai dengan 13 Dzulhijjah. Pada tahun ini jatuh pada hari Kamis, 16 Dzulhijjah 1441 H bertepatan dengan 6 Agustus 2020 TU. Penjamasan Keris dipimpin oleh KH. Ahmad Badawi Basyir dengan dibantu juru jamas H. Faqihuddin. Adapun tempatnya adalah di sebelah utara pendapa Tajug Menara Kudus.

Prosesi jamasan2

Sebelum dimulai penjamasan, terlebih dahulu dilakukan ziarah ke pasarean makam Kangjeng Sunan Kudus. Seusai ziarah, dengan diiringi bacaan shalawat, petugas mengambil dan menurunkan keris Kiai Cinthaka, yang berada dalam peti dan diletakkan di bagian atas Pendapa Tajug.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Malam Tahun Baru Hijriyah, Momentum Meningkatkan Syukur

Selain keris, dua trisula yang biasa terpasang di sisi mihrab atau pengimaman Masjid al-Aqsha, juga turut dijamas.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Komisi III DPRD Lamsel Nyoal Pekerjaan Belum Selesai Sudah Dilakukan PHO
Prosesi jamasan3

Setelah tahapan penjamasan selesai, dilangsungkan pembacaan Tahlil bersama. Sebagai pelengkap disajikan hidangan berupa “jajan pasar” yaitu makanan berupa aneka jajan tradisional yang dibeli pada pagi hari di pasar, menjelang pelaksanaan jamasan, yang tak kalah menarik, dihidangkan pula nasi dan masakan opor ayam panggang, yang konon merupakan menu kesukaan Kangjeng Sunan Kudus. (Fb Masjid Menara/RZ)

banner 728x90