Bupati Pati Berkata Rapid Test Positif, Belum Tentu Positif Corona

INFODESA147 Dilihat

PATI,Infodesanews.com – Untuk pemahaman warga soal rapid test Covid-19 atau tes dengan sampel darah agarĀ  bisa mengetahui virus dalam tubuh.”maka tampaknya harus diluruskan. Sebab, masih banyak masyarakat yang telanjur memberikan stigma negatif terhadap hasil rapid test.

Terlebih, bagi mereka yang hasil rapid test-nya positif.”oleh karena itu, hal itu diungkapkan Bupati Pati Haryanto selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Pati saat diwawancarai awak media melalui telepon selulernya hari ini.

Jika masyarakat tidak diberikan edukasi.” Pemkab khawatir akan ada gelombang penolakan dari warga jika ada Orang Tanpa Gejala (OTG) yang hasil rapid test-nya positif dan harus menjalani isolasi mandiri di rumah, Kamis (7/5/20).

“Agar menghindari kontak dengan yang rapid testnya positif memang wajib hukumnya tapi jangan sampai ada penolakan karantina mandiri manakala hal itu terjadi. Seperti para tenaga medis kan rutin kami rapid, nah saat misalnya nanti ada rapid testnya positif tapi tanpa gejala, berarti kan bisa isolasi mandiri”,kata Bupati Pati.

Sekaligus juga, mereka yang hasil rapid test-nya positif, menurut keterangan Haryanto, belum tentu reaktif atau positif Covid-19.”bisa jadi itu karena virus yang lain.

Selain itu, Bupati mengaku sangat prihatin dengan masih adanya masyarakat di daerah lain yang memberikan stigma negatif terhadap hasil rapid test dan Jangan sampai ini juga terjadi di Pati”, jelas Haryanto.

Seharusnya,lanjut Bupati Pati berkata bahwa masyarakat memberikan dukungan semangat terhadap mereka yang hasil rapid test-nya positif untuk dirawat di rumah sakit maupun untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.”jika kalau penolakannya karena faktor ketakutan itu jelas tidak benar.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Poktan Among Tani Dapat Pendampingan Babinsa Dalam Monitoring Tanaman Jagung Sebelum Masa Panen

Karena hasil rapid test positif belum tentu itu positif Covid-19. “makanya kita sarankan untuk melakukan isolasi mandiri dirumah.”bukan malah ditolak. Ini pemahamanĀ  yang salah.

Semestinya, keluarga maupun tetangga memberikan dukungan secara moril maupun materil terhadap mereka yang hendak melakukan isolasi mandiri.” Dengan begitu, mereka memiliki semangat untuk melakukan isolasi secara mandiri.

“Sebab, Rapid tes ini tidak diarahkan untuk menegakkan diagnosis. tetapi rapid tes tersebut bertujuan untuk mendeteksi antibodi dalam tubuh.

Sementara itu, antibodi dalam tubuh baru terbentuk 6 sampai 7 hari”, imbuhnya.

Jadi, jika infeksi Covid-19 pada tubuh seseorang belum 6 atau 7 hari, maka hasilnya akan negatif dan perlu diulang.”selanjutnya jika hasilnya negatif dan tanpa keluhan, orang tersebut tetap menjalankan protokol kesehatan dengan menjaga jarak serta menggunakan masker dan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kemudian sebaliknya, imbuh Bupati, jika hasil tesnya negatif namun masih mengalami gejala, maka ia akan disarankan untuk mengakses pelayanan kesehatan dan mendapatkan perlakukan sesuai kondisi.

“Nah jika hasil rapid tes Covid-19 positif, maka hal ini adalah petunjuk awal. hal Ini menuntun petugas untuk melakukan pemeriksaan metode swab atau Polymerase Chain Reaction (PCR) dan menjadi dasar menegakan diagnosis atau konfirmasi kasus Covid-19.

Diagnosis, hanya bisa ditegakkan dengan menggunakan metodeĀ Ā PCR. “Kita perlu mengirim spesimen ke lab yang ditunjuk.”karenaĀ  Dengan demikian terbitnya hasil rapid tes positif tidak mengubah serta merta status seseorang dari OTGĀ  menjadi konfirmasi tentang positif Covid-19.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Galakkan Penghijauan, Koramil 0909-02 Sangkulirang Melakukan Gotong Royong

Haryanto pun menambahkan untuk rapid tes mendeteksi anti bodi. “Beda dengan swab. Kalau swab test yang dideteksi adalah virusnya.

Masih lanjut, Ia pun menjelaskan bahwa metode rapid tes dikombinasikan dengan PCR dilakukan dalam rangka kewaspadaan dini sebagai petunjuk penata pelaksana selanjutnya.

“Seperti halnya kasus warga Kebonsawahan Juwana yang rumahnya dekat Pasar Juwana itu kemarin kan hasil rapid test-nya positif. Lalu dirawat di RSUD Soetrasno Rembang. Namun setelah beberapa lama dirawat di sana, hasil swab test-nya keluar ternyata negatif Covid-19.

“Jadi ternyata warga Kebonsawahan itu bukan karena Corona, tapi yang bersangkutan mengidap penyakit anemia kronis. tetapi alhamdulillah karena kini sudah pulih dan swab test-nya negatif maka bersangkutan diperbolehkan pulang”, jelas Bupati.

Saat diwawancarai awak media, Haryanto juga menyempatkan untuk menyampaikan perkembangan terkini data Covid-19.” untuk data per 7 Mei pukul 19.00 Wib menunjukkan bahwa tak ada banyak perubahan dibanding tadi pagi. PDP-nya saja yang berubah.

Selanjutnya, Sore ini PDP yang dirawat di rumah sakit ada 5 orang dan untuk data lainnya masih sama.” jadi PDP yang positif dirawat ada 3 orang.

Lalu OTG yang isolasi mandiri ada 21.” sementara itu, Bupati menjelaskan untuk ODP masih dalam masa inkubasi ada 85 orang serta adapun data potensi pemudik masuk ke kami sebanyak 20.091 orang”,cetus Haryanto.(@gus)