LUTRA(SULSEL), INFODESANEWS – Sesuai Informasi yang didapat Ketua Persatuan Wartawan Indonesia(PWI) Luwu Utara(Lutra) Sulawesi-Selatan(Sulsel) melalui rilis HPN di KalimantannSelatan, bahwa Presiden Joko Widodo akan hadir di acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2020 di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 9 Februari 2020.
Hal itu disampaikan Ketua PWI Luwu Utara Junaidi Rasyid yang diinformasikan melalui rilis Ketua PWI Pusat, sekaligus Penanggung Jawab HPN 2020 Atal S Depari, pada media ini, Rabu(5/2/2020).
Peringatan HPN akan diisi dengan kegiatan seminar, konvensi media massa, pameran pers, bakti sosial, dan lainnya.
“Informasi yang di dapat dari Ketua Panitia HPN 2020 Auri Jaya bahwa kehadiran Presiden di Kalimantan Selatan Banjarmasin, Sabtu 8 Februari 2020, itu serangkaian pemberian penghargaan Anugerah Kebudayaan dan literasi media. Penghargaan dalam bentuk tropi PWI Pusat 2020 kepada 10 Bupati/Walikota di Indonesia.
Selain menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional, Presiden juga dijadwalkan mencanangkan dimulainya Sapta Desa dan peresmian Pusat Pembibitan dan Penghijauan Nasional,” kata Atal yang dirilis Ketua PWI Korda Lutra.
Sekadar diketahui, Sapta Desa merupakan program sarapan tambahan anak desa untuk menurunkan jumlah angka stunting atau kasus gizi buruk di Indonesia. Angka stunting di seluruh Indonesia ditargetkan turun hingga 17 persen. Sementara target WHO untuk dunia 20 persen. Di Kalimantan Selatan, angka stunting mencapai 27 persen.
Atal mengatakan, panitia HPN akan mengadakan seminar terkait masalah stunting di RSUD Ulin Banjarmasin, 7 Februari. Seminar akan dibuka Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Pembangunan Muhadjir Effendy. Sementara Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akan menjadi pembicara utama.
Sebagai penghormatan pada kearifan lokal masing-masing daerah, Bupati/Walikota tersebut akan mengenakan pakaian daerah/tradisi. Baik yang masih asli maupun yang sudah diberi sentuhan masa kini. Dengan pilihan bentuk, warna, garis yang menarik.
Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, Yusuf Susilo Hartono mengatakan, meskipun kesepuluh Bupati/Walikota sama-sama menempuh jalan kebudayaan dalam membangun kebudayaan dan memodernisasi daerahnya, namun masing-masing dengan program, inovadi dan cara eksekusi, yang berbeda-beda pula.
Sesuai dengan warisan alam, warisan budaya, cultur masyarakat, SDM, dll. ” Dari semua itu keberagaman terjadi, menarik, dan unik-unik,” pungkasnya.(yustus)