INFODESANEWS.COM. PENAJAM – Prosesi ritual Adat Paser Nondoi 2019 telah usai dengan dilarungnya Jakit di laut, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Rabu (13/11/2019) sore.
Jakit yang dilarungkan sebagai bentuk rasa terima kasih kepada Sang Pencipta alam agar usaha atau mencari nafkah menjadi sejahtera.
“Makna larung jakit ini agar masyarakat yang berada di sekitar perairan tidak ada gangguan-gangguan. Ngelarung jakit dalam arti masyarakat yang berusaha di perairan akan bertambah rejekinya, begitu pula yang di darat,” tutur Ketua Lembaga Adat Paser, Kabupaten PPU Musa.
Semua ini, lanjut dia, tidak terlepas dari Allah SWT tentunya, hanya saja bagaimana manusia tetap berusaha atas limpahan rejeki yang Allah berikan.
Musa mengatakan, dari tahun ke tahun Belian Nondoi mengalami kemajuan, baik dari antusias masyarakat dan semua paguyuban di Kabupaten PPU bersatu padu. “Harapan kami pemerintah daerah lebih memperhatikan terutama mengenai anggaran,” harapnya.
Musa menambahkan, masyarakat dari luar PPU, bahkan manca negara ingin sekali menyaksikan Belian Nondoi dan ikut melarung Mendiwa Jakit ini, namun para pelaku ritual adat belum siap mengundang mereka, karena keterbatasan dana dan fasilitas lainnya.
Sementara Dandim 0913/PPU yang diwakili Pasi Intel Lettu Inf M Aluy menambahkan,”Dandim 0913/PPU sangat mengapresiasi kegiatan Larung Jakit (Melarutkan Rakit) ke laut ,ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Nondoi 2019 Kab. PPU dan juga sebagai prosesi terakhir sebelum penutupan acara nondoi,”pungkasnya.
“Acara Nondoi ini di mulai dari tanggal 6 November dan merupakan salah satu kebudayaan suku Paser yang di dukung oleh Pemerintah Daerah Kab PPU yang dilaksanakan setiap tahunnya dan dinaungi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab PPU,”tutupnya.
Penulis Murdi