LAMPUNG SELATAN, INFODESANEWS —
Ratusan warga Dusun Katibung, Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan, akan menggelar aksi unjuk rasa ke PT Wongsol.
Hal tersebut dilakukan akibat dampak limbah industri dari perusahaan yang bergerak dibidang pengelolaan sabut kelapa.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Infodesanews.com, Limbah berupa debu yang diakibatkan dari industeri perusahaan milik warga Negara Korea Selatan, yang bergerak pengelolaan sabut kelapa itu sangat mengganggu kesehatan dan pernapasan warga sekitar hingga kepermukin.
Dalam kesehariannya agar tidak terserang limbah industri sabut kelapa, masyarakat setempat harus menggunakan masker, penutup kepala dan kaca mata.
“Kalau rumah harus ditutup semua lubang angin itupun debu tetap bisa masuk melalui celah-celah.” kata Buyung (49) salah seorang tokoh masyarakat setempat pada Infodesanews.com. Kamis (7/11/2019)
Aksi unjuk rasa yang akan dilakukan masyarakat dengan tuntutan agar perusahan cocofeed itu berhenti beroperasi dahulu, hingga persoalan debu sabut kelapa yang sangat mengganggu warga sekitar selesai.
“Rencananya kami akan menggelar aksi Senin.” ujar dia.
Kepala Dusun (Kadus) setempat Mumu mengatakan bahwa Dusun Katibung tidak hanya permukiman warga, akan tetapi terdapat juga pondok pesantren dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
“Kami khawatir akan berdampak buruk terhadap anak anak sekolah disini,” kata Mumu.
Sementara itu Kepala Desa Sukabanjar, Kecamatan Sidomulyo, Asikin menjelaskan, sebelumnya sudah menyampaikan keluhan warga ke perusahaan tersebut.
“Namun, pihak perusahaan tidak pernah menanggapi serius apa yang di keluhkan warga sekitar selama ini.
“Tidak pernah ada solusinya, perusahaan juga tidak pernah berikan CSR,” kata dia.
Saat di konfirmasi ke perusahaan pengelola sabut kelapa, petugas Satuan Pengaman (Satpam) mengatakan seluruh pimpinan PT Wongsol tidak ada ditempat.
“Saat ini seluruh pimpinan sedang tidak ada tempat,” ujar salah seorang Satpam yang enggan disebutkan namanya itu. (Sg)