LUWU UTARA(SULSEL), INFODESANEWS – Koperasi tetap penting di era digital. Mulai dari era Presiden Soekarno hingga sekarang, setiap Kepala Negara selalu berusaha akan menyejahterakan masyarakat Indonesia, terkhusus di Bumi Lamaranginang julukan Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi-Selatan.
Koperasi dan Usaha Kecil Menengah(UKM) punya andil besar di dalamnya. Indonesia mempunyai sabuk pengaman pada saat krisis tahun 1998 (dulu, red), yang membuat perekonomian Negeri ini bisa tumbuh seperti sekarang ini, yakni Koperasi dan UKM. Olehnya itu, Koperasi dan UKM harus tumbuh dengan baik kedepan.
Hal itu dikemukakan Kepala Dinas KUKM(Koperindag) Kabupaten Luwu Utara, H.Kasrum pada media ini, Minggu(13/10) bahwa, seperti halnya Negara berkembang lainnya, Indonesia masih menghadapi masalah kemiskinan dan pengangguran, karena bentuk-bentuk program yang harus ke masyarakat miskin masih banyak yang tidak tepat sasaran.
Dengan cara yang efektif untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran adalah dengan mengembangkan Koperasi dan UKM.
” Kita tidak bisa mengandalkan bisnis besar untuk kemakmuran rakyat, kita harus bertumpu dan mengandalkan ekonomi kerakyatan Koperasi dan UKM,” tutur H.Kasrum.
Dari kenyataan dan pengalaman dilapangan, banyak Koperasi yang masih belum maju karena manajemen dan sumber daya manusianya belum seperti yang diharapkan. Permodalannya pun sering tidak mencukupi.
Banyak pula koperasi yang didirikan melayani anggotanya, namun belum baik benar. Itulah yang harus ditingkatkan. Oleh karena itu Kadis KUKM(Koperindag) mengajak semua pihak untuk memperbaiki dan menyempurnakan secara bersama-sama.
” H. Kasrum Kadis KUKM mengajak untuk terus menjaga eksistensi pasar tradisional. Boleh ada hypermart, Alfamidy, tapi pemerintah harus mengaturnya dengan baik, jangan sampai mematikan pasar tradisionil,” harapnya seraya menambahkan pasar tradisional ternyata bisa berkembang dengan baik, yang penting dijaga kebersihan, kesehatan dan ketertibannya, dengan demikian usaha kecil dan mikro, serta usaha koperasi bisa memasok dipasar-pasar tradisional. Dengan kebijakan yang baik juga bisa masuk kepasar modern.
Lanjutnya, “Koperasi jangan hanya dijadikan wahana untuk memenuhi kepentingan ekonomi. Sesuai dengan sejarahnya di dunia maupun di Indonesia Koperasi itu juga ada aspek sosial, paguyuban, gotongroyong, bersatu padu, tolong menolong dan ada pula aspek budayanya dan demokrasinya,” pungkas H.kasrum.
Sekadar diketahui bahwa tahun 2019 ini, Pemda Luwu Utara memberikan dana stimulan untuk usaha pemula sebanyak 60 Kelompok dari 82 proposal yang masuk. Pemda melalui Dinas KUKM hanya menyetujui 60 Kelompok yang diakomodir.(yustus)