Julius Joko Saptono, S.Pd.; Sistem Zonasi Perlu di Kaji Ulang

PENDIDIKAN5 Dilihat
banner 728x90

SOLO, INFODESANEWS – Penerapan sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMPN-SMAN 2019 tidak berjalan mulus. Banyak kegaduhan di daerah. Pemicunya, setiap daerah memiliki karakter demografi, jumlah siswa, hingga daya tampung sekolah yang berbeda-beda.

Kegaduhan itu akhirnya membuat gerah masyarakat. Bahkan tidak sedikit para pemerhati dunia pendidikan mengaku prihatin terhadap kondisi tersebut. Salah satunya adalah Julius Joko Saptono, S.Pd.

Praktisi pendidikan asal Kota Solo ini mengaku sangat prihatin melihat kondisi pendidikan saat ini. Dalam keterangan Pers yang diterima infodesanews.com, pihaknya belum lama ini telah menyampaikan kritik dan saran kepada Mendikbud. Lewat akun medsos, Direktur dan pengajar di Bimbel Julius Institut Indonesia ini secara terbuka menyampaikan beberapa hal kepada Mendikbud Muhadjir Effendy terkait system zonasi disekolah.

BACA SELENGKAPNYA :  TNI-Polri Awasi Pelaksanaan PTM Di Nogosari

Menurutnya, kebijakan yang dikeluarkan Mendikbud memang sudah cukup baik, terutama untuk pemerataan pendidikan. Namun Ada beberapa hal yang kurang sesuai, sistem zonasi yang hanya memberi kesempatan 5 persen untuk siswa berprestasi luar biasa, seakan menafikan prestasi siswa di sekolah asalnya. Selain itu, siswa kurang terpacu belajarnya sebab dari awal mindset sudah terpatri akan mendapat sekolah negeri disekitar tempat tinggalnya tanpa perlu belajar yang giat, teratur dan terprogram.

BACA SELENGKAPNYA :  Oknum Guru SDN 1 Sukabanjar Diduga Melakukan Palecehan Seksual

” Hal inilah yang membuat siswa kurang bersemangat mendapat nilai tinggi,” ujarnya.

Tidak hanya itu, Julius menilai sarpras pendidikan saat ini juga belum merata sehingga kalau memberlakukan sistem ini secara multak tanpa proses rasanya kurang bijaksana dan terkesan dipaksakan.

Lebih jauh la memaparkan, jika sistem zonasi dijadikan salah satu penerimaan siswa baru justru dapat memungkinkan Advetsity Quatiant siswa. “Oleh karena itu, perlu dipikirkan kembali apakah sistem ini baik untuk meningkatkan kecerdasan siswa atau justru malah mengikis kecerdasan daya saing teratur,” paparnya. (Hr)

banner 728x90