Program Kuliah Kerja Nyata Adalah Enabler Dalam Membangun Desa

INFODESA2 Dilihat
banner 728x90

JEMBER, INFODESANEWS – Moh. Hasan, Rektor Universitas Jember menegaskan bahwa program Kuliah Kerja Nyata (KKN) berfungsi sebagai enabler dalam membangun desa. Artinya, program KKN berfungsi untuk membantu terwujudnya program yang lahir dari kebutuhan nyata masyarakat desa. Program KKN juga harus mampu menggerakkan masyarakat desa untuk turut merasa memiliki dan mensukseskan sebuah program, sehingga setelah mahasiswa kembali ke kampus, program tersebut akan terus berjalan dan bahkan berkembang. Oleh karena itu Rektor Universitas Jember menghimbau para mahasiswanya yang akan terjun ke desa dalam program KKN untuk fokus ke satu program, dan tidak berusaha menyelesaikan semua problema di desa.

“Lebih baik membuat satu program konkrit yang mampu memberikan solusi nyata, dan mampu berjalan terus setelah Anda meninggalkan desa. Justru keberhasilan Anda dalam melaksanakan KKN bakal diukur dari warisan program yang Anda tinggalkan,” tutur Moh. Hasan dihadapan 956 mahasiswa Universitas Jember peserta KKN periode I tahun akademik 2018/2019, yang dilepas secara resmi dalam upacara di lapangan utara Gedung Soetardjo (15/1). Dalam KKN kali ini ada empat tema yang akan dilaksanakan, yakni tema Desa Sejahtera Mandiri yang dilaksanakan di 8 desa, tema Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di 4 desa, tema Desa Wisata dan Wirausaha di 130 desa, dan Desa Sanitasi dan Bebas Stunting di 10 desa.

Moh. Hasan lantas mencontohkan keberhasilan KKN di Desa Glingseran, Wringin, Bondowoso di tahun 2017 yang kini menjadi desa wisata dengan destinasi andalannya berupa mata air dan air terjun Dewi Rengganis. Walaupun program KKN selesai, program Desa Wisata dan Wirausaha yang digagas oleh M. Idrus Ali Baharun dan kawan-kawan tetap berjalan, bahkan berkembang hingga Desa Glingseran terpilih sebagai Desa Wisata terbaik se-Bondowoso, dan desa wisata percontohan di Jawa Timur. “Saya mengapresiasi komitmen mahasiswa yang melaksanakan KKN Desa Wisata dan Wirausaha di Desa Glingseran yang setelah program KKN usai pun tetap rela membantu warga, bahkan secara guyon kepala Desa Glingseran ingin mengambil mereka sebagai menantu saking seringnya mereka ke Desa Glingseran,” seloroh Moh. Hasan diambut tawa mahasiswa.

BACA SELENGKAPNYA :  Danramil Ngawen Menghadiri Serah Terima Materiil Jabatan Kepala Desa Sambongrejo Kecamatan Ngawen

Sementara itu dalam laporannya, Prof. Achmad Subagio, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) melaporkan, jumlah mahasiswa sebanyak 956 didistribusikan ke Kabupaten Jember sejumlah 63 orang, ke Kabupaten Situbondo sebanyak 119 orang, ke Kabupaten Probolinggo sebanyak 102 orang, dan yang terbanyak di Kabupaten Bondowoso sebanyak 672 orang. “Tujuh puluh persen mahasiswa kita terjunkan ke Kabupaten Bondowoso sesuai permintaan Pemerintah Kabupaten Bondowoso, salah satunya akan fokus pada penanganan masalah stunting dan sanitasi, apalagi dari data yang ada angka penderita stunting di Bondowoso mencapai 56,38 persen yang jauh di atas angka rata-rata nasional yang berada di angka 37,2 persen,” imbuh pakar tepung Mocaf ini.

Fokus terhadap penanganan stunting juga disampaikan oleh salah satu Dosen Pembina Lapangan (DPL), M. Hadi Makmur. Menurutnya salah satu cara mengurangi angka penderita stunting adalah dengan mendorong desa untuk membuat peraturan desa mengenai sanitasi, dan menganggarkan dana dari Anggaran Dana Desa untuk program fisik terkait penyediaan fasilitas sanitasi, dan program pendidikan kesehatan bagi warganya. “Dari temuan awal kami, pemerintah desa lebih condong membangun fasilitas fisik seperti jalan dan bangunan daripada fasilitas sanitasi seperti fasilitas Mandi, Cuci, Kakus. Warga desa juga seringkali tidak tahu bagaimana menanggulangi stunting padahal potensi itu sudah ada di desa, tinggal bagaimana memanfaatkannya. Untuk itu kami akan mendorong alokasi 30 persen dari Anggaran Dana Desa untuk membangun fasilitas sanitasi desa, dan program non fisik berupa pendidikan kesehatan berkelanjutan bagi warganya,” jelas dosen FISIP Universitas Jember ini.

BACA SELENGKAPNYA :  Feri Rusdiono Aktivis Aliansi Indonesia Akhirnya Terpilih Menjadi Ketum PWOIN

Selanjutnya para mahasiswa Universitas Jember akan melaksanakan program KKN selama 45 hari ke depan. Sebelum terjun ke desa-desa di empat kabupaten, para mahasiswa mendapatkan pembekalan singkat terkait keselamatan berkendara di jalan dari Satlantas Polres Jember, dan pengetahuan akan hak dan kewajiban terkait asuransi Jasa Raharja dan pajak kendaraan dari Kantor Samsat Jember. “Harapannya, para mahasiswa dapat menularkan pengetahuan mengenai keselamatan berkendara, hak dan kewajiban terkait asuransi Jasa Raharja dan pajak kendaraan bermotor kepada warga desa di lokasi mereka menjalankan program KKN nanti,” urai Ipda. Agus Yudi dari Satlantas Polres Jember.   (iim/ahm/ich)    

banner 728x90