Memanfaatkan Lubang Bekas Sismik, Sumber Mata Air Untuk MCK

INFODESA184 Dilihat
banner 728x90

BLORA, INFODESANEWS – Memanfaatkan Kegiatan pengeboran atau lebih dikenal dengan istilah “Seismik” yang berada di dekat Dukuh Kalisari, Desa Balongsari, Kecamatan Banjarejo,Kabupaten Blora lebih tepatnya di wilayah perhutani yaitu petak 83 C, KRPH Kalisari, BKPH Kalisari, KPH Blora warga manfaatkan penemuan  titik / sumber mata air bekas pengeboran untuk keperluan MCK.

Awalnya warga sekitar takut kalau terjadi sesuatu akan adanya lubang bekas pengeboran tersebut karena dari dalam lubang itu selalu keluar air yang tidak pernah berhenti walaupun dimusim kemarau. Akhirnya masyarakat mengisi atau menutupi lubang tersebut dengan menggunakan bebatuan untuk menghindari kejadian yang tidak di inginkan. Namun hal tersebut tidak berdampak apa-apa, air dari dalam lubang pengeboran itu masih saja keluar.

Melihat kondisi tersebut masyarakat berinisiatif untuk mengubah lubang bekas pengeboran menjadi sumber mata air.Dengan adanya program Pamsimas,maka sumber mata air untuk mencukupi kebutuhan air bersih didesa balongsari memanfaatkan lubang bekas pengeboran tersebut.

Kepala desa Balongsari, Sutikno mengatakan kepada infodesanews , warga iningin memenfaatkan bekas pengeboran itu untuk dijadikan sumber mata air didesa.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Bandara Ngloram Mulai Layani Penerbangan Feeder Umroh  

“Kami sudah pernah mengajukan lubang bekas pengeboran itu untuk dijadikan sumber mata air didesa kami kepada dinas kehutanan. supaya di tindak lanjuti dengan program Pamsimas dari dana APBN,” Ungkapnya.

Karena dana  terbatas sehingga tidak mencukupi untuk pembangunan program itu , Selanjutnya kepala desa Balongsari mengajak masyarakat untuk membantu bergotong royong membangun sumber mata air untuk keperluan bersama.

Kemudian pada bulan november dari dana tersebut dialokasikan untuk membeli peralatan pipa untuk bisa disalurkan dan membangun bak titik sumber, bak tekan yang jaraknya 2 meter dari titik sumber dan bak penampung yang berada di dukuh Kalisari yang berjarak 2,5 Km dari titik sumber. Lebar lubang awalnya 2,5 inchi lalu diperlebar menjadi 4 inchi untuk memaksimalkan air yang keluar. Jarak ketinggian bak tekan ke bak penampung berkisar 20-50 meter.

Bak tekan yang berada dihutan berukuran 2,5 meter ( panjang ) × 2,5 meter ( lebar ) × 1,5 meter ( tinggi ) sedangkan bak penampung yang berada didukuh Kalisari berukuran 4m² × 0,5m yang direncanakan untuk disalurkan kerumah – rumah warga desa Balongsari agar ketika musim kemarau tidak kesusahan lagi untuk kebutuhan air bersih rumah tangga.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Pesan Kasat Binmas Saat Menjadi Inspektur Upacara di Sekolah

Senada dengan itu tokoh masyarakat, Supratono (38 th) juga menambahkan, pihaknya berharap ada bantuan yang lebih besar untuk segera merealisasikan program ini.

” Kami berharap dengan adanya program ini kebutuhan air bersih didesa Balongsari yang meliputi 3 dukuhan yaitu Balongsari, Kalisari dan Kedung Songo bisa terpenuhi, Karena untuk sementara ini air baru bisa disalurkan untuk dukuh Kalisari saja,”ujarnya.

Kusmindar anggota LMDH mengungkapkan, ” Untuk pengelolaan sumber mata air bekas pengeboran yang berada di wilayah perhutani memang diperbolehkan yang penting tidak merusak tanaman penghijauan yang ada disekitar hutan. Bahkan dari petugas Perhutani, Koramil dan Polsek setempat juga sudah survey kelokasi,” ujarnya. Pungkasnya.

Sutikno selaku kepala desa juga menambahkan,  Karena dana yang terbatas kami belum bisa menyalurkan air ke warga secara keseluruhan / merata,

” Khususnya dukuh Kedung Songo karena setiap kali musim kemarau panjang didaerah ini krisis air bersih,sehingga masyarakat untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari mengambil air disungai,” pungkasnya.***Red/ Andi.

banner 728x90