Hadapi Musim Kemarau Bpbd Demak Di Minta Siaga Darurat Bencana Kekeringan

INFODESA223 Dilihat
banner 728x90

Demak, Infodesanews.com — Meningkatnya titik panas sejak Januari lalu berpotensi pada terjadinya kekeringan hingga kebakaran hutan di sejumlah wilayah. Beberapa daerah di Jawa Tengah pun bersiap mengantisipasi terjadinya kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Di Kabupaten Demak misalnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak telah memetakan sejumlah titik yang rawan terjadinya kekeringan dan kebakaran. BPBD Demak pun telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi jika terjadi kekeringan dan kebakaran baik di wilayah hutan, lahan, maupun pemukiman warga.

Untuk itu bertempat di Aula Pertemuan Lantai 2 Gedung BPBD Kab.Demak telah dilaksanakan Rakor Menghadapi Musim Kemarau/Kekeringan tahun 2018 BPBD Kab.Demak yang dihadiri lebih kurang 50 orang, turut hadir dalam kegiatan tersebut HM.Natsir,S.Ag,MM,M.Pd ( Bupati Demak ), Drs. M.Agus Nugroho LP ( Ka Pelaksana BPBD Kab.Demak ), Feri Tris ( BMKG Propinsi Jateng ), Drs.Agus Waluyo,MM ( Kabid 2 bidang Kedaruratan BPBD Prop.Jateng ), Kapten Inf Juwedi ( Pasi Ops Dim 0716/Demak ), Aiptu.Eko Murti ( Staf Ops Polres Demak ), Staf BPBD Kab.Demak serta Relawan BPBD Kab.Demak

“Berdasarkan info BMKG untuk Demak itu kemarau sudah sejak April kemarin dan ini akan berlangsung prediksinya sampai September. Kita sudah melaksanakan rakor sebelumnya dan intinya persiapan terkait dampak kemarau,” tutur Kepala Pelaksana BPBD Demak, Drs.M.Agus Nugroho LP pada Senin  (16/7).

Agus Nugroho menjelaskan memasuki musim kemarau, BPBD Demak beserta stakeholder terkait telah berkoordinasi mengantisipasi sejumlah persoalan diantaranya yakni kebutuhan air baku, kebutuhan irigasi, kesehatan masyarakat karena perubahan musim, ketahanan pangan, hingga kebakaran lahan dan pemukiman warga.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Saat Debat Antoni Imam Tampak Optimis Menjawab Permasalahan Di Kabupaten Lamsel

“Sebagai antisipasinya, Pemkab Demak pun mengambil langkah dengan menginfentarisir, mendata serta pemetaan daerah yang kekurangan air bersih ,” katanya.

Di kabupaten Demak tahun 2017 ada 62 desa yang terkena dampak kekeringan,dan diharapkan untuk disetiap daerah atau desa mempunyai embung dan sumur bor guna menanggulangi kekeringan dan mengurangi kekurangan air bersih dan di Tahun 2018 BPBD Kab.Demak mempunyai stok/cadangan 250 tangki dan 250 tangki dari Propinsi  dan kita menjadwalkan daerah mana yang akan menerima bantuan air bersih,” ungkap Agus.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Babinsa Wedung Turut Membagikan Air Bersih Dari Rumah Ke Rumah Yang Terdampak Kekeringan

Sementara itu  HM.Natsir,S.Ag,MM,M.Pd ( Bupati Demak ) menjelaskan bahwa bencana merupakan fenomena alam yang tidak bisa kita tolak,seperti pada musim penghujan terjadi banjir dan pada musim kemarau terjadi kekeringan,kekurangan air bersih dan kebakaran, pada musim kemarau biasanya sering terjadi kebakaran,ini semua banyak dikarenakan konsleting listrik,maka dari itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat dalam penggunaan listrik dalam rumah tangga.

“Untuk BPBD dan para relawan laksanakan tugas kemanusiaan,tugas sosial dengan baik dan iklas untuk membantu masyarakat yang terkena musibah serta untuk mengatasi darurat bencana harus melibatkan 3 pilar yaitu Pemerintah (TNI,Polri,Pemda), dunia usaha dan masyarakat sehingga segala bencana akan cepat teratasi,’jelas Bupati.

Berdasarkan BMKG, terjadi peningkatan titik panas atau hotspot sekitara 30 persen dari tahun lalu pada periode Januari hingga Juni. Bahkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menetapkan delapan Provinsi di Kalimantan dan Sumatera dalam status siaga terjadinya karhutla di musim kemarau.(PendimDemak)

banner 728x90