Semarang, Infodesanews.com – Pendidikan tidak hanya sebatas mengajarkan seseorang tentang pentingnya rasio. Lebih dari itu, pendidikan berfungsi menumbuhkan keyakinan kepada Sang Pencipta sehingga menghasilkan generasi yang bertakwa. Pola ini diajarkan oleh agama dalam pesantren, di mana keyakinan sebagai landasan utama atau lazimnya disebut Spiritual Quotient (SQ). Dari adanya pendidikan agama dari pesantren akan menjadi landasan seseorang dalam mencari dan nemanfaatkan ilmu pengetahuan yang berlandaskan rasio. Dikatakan oleh KH M Masroni dalam Haflah Khatmil Qur’an PP Durrotu Ahlissunnah wal Jama’ah di lapangan Banaran Gunungpati Kota Semarang (28/04/2018) bahwa hilangnya keimanan dengan keyakinan penuh terhadap ilmu pengetahun umum sama halnya dengan mendewakan akal fikiran.
Memberikan bekal pada para santri yang di-wisuda, Kiai yang saat ini menjabat sebagai sekretaris JATMAN menekankan tentang pentingnya ketaatan terhadap guru (Kiai) sebagaimana banyak dikisahkan di dalam al Qur’an maupun para shalafus shalih. Nilai moral keagamaan sebagai yang tertanam dengan baik akan menjadi generasi bangsa ini berperilaku baik dan selalu menghasilkan kebaikan.
Pesantren Mahasiswa Terbesar
Pengasuh PP Durrotu Aswaja, K Agus Romadhon dalam sambutannya menyatakan bahwa di Jawa Tengah terdapat banyak pesantren dengan segmentasi santri mahasiswa, dan yang terbesar ada di Gunungpati, “alhamdulillah, pondok pesantren mahasiswa yang terbesar di jawa tengah saat ini adalah PP Durrotu Aswaja” kata Kiai Agus, “terbesar di sini bukan berarti secara fisik memiliki bangunan yang luas dan besar, namun dari segi jumlah santrinya” lanjutnya, “meski harus uyel-uyelan karena dalam 1 kamar diisi kurang lebih 40 santri tapi masih betah” imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut Kiai Agus juga menyampaikan bahwa lurah pondok putrinya saat ini masuk 10 besar dalam perhelatan duta santri nasional yang digelar di Jogjakarta. Adanya pencapaian prestasi selama ini sebagaimana telah disebutkan, dinyatakan atas dukungan dan doa dari warga Gunungpati, khusunya Banaran. Menurutnya, warga Banaran ibarat orangtua santri, sehingga dukungan dan doa warga mampu menjadi bagian dari penyebab pesantren berkembang pesat, dan para santrinya bisa berprestasi.
Dikatakan, santri yang ada telah khatam al Qur’an, baik bin nadzar maupun bil ghaib. Pun demikian pesentren terus membangun dan mengalami kemajuan tanpa harus meminta bantuan sumbangan proposal kepada pemerintah. Dia menegaskan bila PP Durrotu Aswaja maju tentu turut membawa nama Kelurahan Banaran, Kecamatan Gunungpati, dan bahkan Kota Semarang. Sebab itu ia berharap keberadaan pesantren akan menjadi penguat masyarakat membentuk kota santri sebagaimana tema yang dipilih. Yakni, Revitalisasi pondok pesantren menuju Indonesia hebat dan mandiri.