Semarang, Infodesanews.com – Bencana mesti dikelola. Dalam hal ini, Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Semarang membekali para pemuda dengan menggelar Bimtek Pemuda Tanggap Bencana di Hotel Pesonna, Jl. Depok Nomor 5, Kembangsari, Semarang Tengah, Kota Semarang, Selasa (17/04). Kepala Bidang Pemberdayaan Pemuda, Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Semarang, Sri S Indarwati SE MM saat diwawancarai seusai pembukaan kegiatan mengungkapkan tentang indikator kota layak pemuda.
Dalan kesempatan tersebut Nani menjelaskan adanya kegiatan bimtek pemuda tanggap bencana ini merupakan bagian dari upaya dalam menyelaraskan dengan visi Dinpora yang mentargetkan Semarang sebagai Kota Layak Pemuda. Diungkapkan, dengan mendorong peran pemuda dalam kebencanaan mendekatkan langkah menuju Semarang Kota Layak Pemuda.
Dikatakan olehnya, bahwa sebagian besar dari indikator sebagai kota layak pemuda telah dipenuhi oleh Kota Semarang. Dia menyebutkan, pencegahan Narkoba, perlindungan dari radikalisme dan terorisme telah terealisasikan. Disebutkan indikator lain, di antaranya Perda tentang kepemudaan telah disahkan pada tahun 2017 yang menurut rencana akan ditindak-lanjuti dengan terbitnya Perwal.
“Dari 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jateng”, kata dia, “hanya Kota Semarang yang sudah memiliki Perda Kepenudaan” tegasnya. Karena itu, ia berharap pada akhir tahun 2018 siap diajukan pada pemerintah pusat. Sehingga, Semarang dapat segera dinyatakan secara sah sebagai Kota Layak Pemuda
Tak hanya Kota Layak Pemuda, lebih dari itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Drs Gurun Risyadmoko MM menyatakan terobosan visi Dinpora Semarang, “Kota Semarang mengunggulkan sebuah terbosan sebagai Kota Layak Pemuda dan Kota Atlit” kata Gurun pada para awak media, “Alhamdulillah, oleh Komisi D sudah dibuat Perda-nya” lanjutnya. Dikatakan, untuk bisa mencapai hal tersebut juga dibuat perda tentang olahraga.
Terkait dengan kegiatan pemuda tanggap bencana, dikatakan oleh Gurun bahwa Pemerintah telah mengoptimalkan semua potensi kebencanaan. Sedangkan, dalam kegiatan ini, bencana yang dimaksud tak hanya bencana fisik saja. Lebih dari itu, mengarah pada bencana psikologi dan sosial seperti perlindungan dari penularan virus HIV-Aids sebagaimana telah dijelaskan oleh PMI Semarang dalam sesi pembuka bahwa virus tersebut tidak hanya menular melalui hubungan intim, dan darah. Namun, dapat pula menular pada orang yang memandikan jenazah penderita HI-Aids.
Sebab hal tersebut, ia berharap para pemuda menjadi tercerahkan sehingga tahu cara memandikan jenazah yang aman. Selain itu, bencana sosial yang dimaksud juga mencakup pada penyebaran berita bohong atau hoax. Dari itu, ia berharap dengan pelatihan ini akan memberikan pemahaman yang lebih tentang hoax dan kemampuan IT.
Adapun narasumber dalam kegiatan ini adalah Dr H Anang Budi Utomo, SPd, SMn, MPd (Komisi D DPRD Kota Semarang), DR Ir Suhardjono, MEng (Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Semarang), Putri Marlenny P, SPsi, MPsi, Psikolog (Rumah Duta Revolusi Mental Kota Semarang), Ariyadi Setiaka, SH. (Kasie Sumber Daya BASARNAS) dan Sri Jatmiko (Kasubsi Penanganan Bencana PMI Kota Semarang)