Cibinong – Infodesanews- Dewan Adat Sunda Langgeng Wisesa (SLW) menyerukan 9 pasangan calon wali kota – wakil wali kota dan calon bupati – wakil bupati Bogor periode 2018-2023 agar menempatkan program pembangunan budaya Sunda sebagai prioritas bila terpilih menjadi pemimpin Bogor.
Demikian diutarakan Ketua Umum Dewan Adat Sunda Langgeng Wisesa, Ki Karyawan Fathurachman kepada wartawan di Bale Pakuan, Jl Rd Aspiya, Kelurahan Karadenan, Cibinong, Minggu (4/3).
“Kami menyerukan 9 pasangan calon wali kota – wakil wali kota dan calon bupati – wakil bupati Bogor agar memperhatikan budaya Sunda dalam merumuskan visi, misi dan program,” ujar Karyawan Faturahman.
Karyawan berharap, pasangan calon manapun yang kelak dipercaya warga Bogor untuk menjadi bupati maupun wali kota, agar memberikan sentuhan khusus pada bidang budaya.
“Kami mengajak siapapun paslon yang akan dipilih warga Bogor menjadi bupati dan wali kota pada Pilkada 27 Juni mendatang, agar menempatkan pembangunan budaya sebagai prioritas,” beber Wakil Bupati Bogor periode 2008-2013 ini.
Ketua Bidang IT, Humas dan Kerja Sama Antarlembaga SLW, Ahmad Fahir menambahkan, secara organisasi, rumah besar para insan seni dan budaya Sunda ini berprinsip netral dalam Pilkada. SLW menghargai apapun pilihan masyarakat Bogor.
Diharapkan semua paslon pemimpin Bogor dapat bekerja sama dengan SLW dalam merumuskan agenda besar pembangunan budaya Sunda ke depan.
Fahir mengutarakan, pada 2017, UNESCO sudah menetapkan Indonesia sebagai negara adidaya pada bidang budaya. Sedangkan Bogor merupakan akar dan ibu kandung peradaban Nusantara, yang memiliki 300 lebih situs cagar budaya.
“Kami berharap semua paslon bupati dan wali kota peduli budaya. Bogor merupakan situs penting peradaban Nusantara. Selama ribuan tahun Bogor menjadi ibukota Kerajaan Sunda, yang menjadi cikal bakal dari semua kerajaan di bumi Nusantara,” papar Fahir.
Pada Kamis malam Jumat (1/3) SLW menyelenggarakan pertemuan untuk menyusun agenda strategis pengembangan kerja sama dengan 9 paslon bupati dan wali kota Bogor.
Pertemuan yang dilangsungkan di Bale Pakuan, Cibinong, dihadiri Ketua Umum Dewan Adat SLW Ki Karyawan Fathurachman, Sekretaris Umum Ki Deden Sukmaaji, Pembina SLW, Rama Said, Ketua Bidang Seni dan Pagelaran, Ki Tjethep Thoriq, Ketua Bidang IT, Humas dan Kerja Sama Antarlembaga, Ahmad Fahir, dan Bendahara, Asep Sugandi.
Hadir pula sejumlah tokoh Sunda dari berbagai komunitas, yakni Bah Syarif Bastaman dari Baraya Kujang Pajajaran (BKP), penggagas kegiatan “Ngalokat Hulu Cai Cihaliwung”, Bah Gatut Susanta, Ki Ali Khan, Ki Romen dan puluhan pegiat budaya Sunda lainnya.
Ki Gatut Susanta, yang didaulat peserta rapat untuk menjadi ketua pelaksana diskusi publik dengan 9 paslon bupati dan wali kota Bogor mengatakan, pihaknya akan bekerja sama dengan KPUD baik Kota maupun Kabupaten Bogor.
“Kegiatan diskusi publik akan digelar bulan April. Kami akan konsultasi dengan KPUD, untuk kerja sama dan menyesuaikan waktu kosong kampanye,” ungkap Gatut yang juga mantan Wakil Ketua DPRD Kota Bogor.
Gatut mengajak agar semua komunitas seni budaya dan berbagai elemen masyarakat Bogor bersinergi dalam pelestarian budaya Sunda di bumi Prabu Siliwangi.
“Kami mengajak semua pihak guyub membumikan budaya Sunda, karena hakekatnya masyarakat adalah faktor terpenting pelestarian budaya,” kata Gatut.
Pada Minggu malam Senin (4/3) panitia yang dibentuk Dewan Adat SLW menggelar rapat koordinasi di Bale Pakuan, Cibinong. (*)