BLORA, INFODESANEWS – Sebanyak 400 penganut Sedulur Sikep dari enam Kabupaten menggelar Rembug Sedulur Sikep yang mengangkat tema ‘Ngukuhi Wonge, Nutugno Babadane’ bertempat di Pendopo Pengayoman, Ploso Kediren, Randublatung, Rabu (10/7/2024).
Selain dari Blora, mereka datang dari Kudus, Pati, Rembang, Purwodadi dan Bojonegoro. Hadir dalam kegiatan tersebut adalah Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek RI, Sjamsul Hadi, Bupati Blora, Arief Rohman, (Pj) Bupati Kudus H. Muhamad Hasan Chabibie, PJ Bupati Pati H. Henggar Budi Anggoro serta perwakilan dari Bupati Grobogan, Bojonegoro.
Mereka menyatakan dukungan dan jaminan negara atas keberadaan dan praktik spiritual Samin di daerah tersebut. Rembug Sedulur Sikep ini merupakan rangkaian acara Festival Budaya Spiritual 2024 yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat (KMA) bekerja sama dengan Pemkab Blora pada tanggal 8 – 10 Juli 2024.
Sjamsul Hadi saat membuka kegiatan ini menyatakan bahwa acara Rembug Sedulur Sikep adalah wujud komitmen bahwa pemerintah hadir. “Sedulur Sikep memiliki kearifan, kiranya bisa mendapat perhatian lebih dekat. Hal ini juga dalam rangka pemajuan kebudayaan.
Direktorat KMA mendorong eksistensi pemajuan kebudayaan yang berbasis kearifan lokal. Kami hadir di sini sebagai pengayom Sedulur Sikep,” Ia juga menambahkan bahwa Direktorat KMA berupaya menyambungkan balung pisah yakni Sedulur sikep yang tersebar-sebar di Blora, Kudus, Bojonegoro, Kudus, Pati, Grobogan,
Acara secara resmi kemudian dibuka dengan ditandai dengan penyerahan cinderamata berupa ikat kepala (udeng) dari Sedulur Sikep, berupa selembar batik bertuliskan ‘ibu bumi sing maringi ibu bumi ojo dilarani’ (Ibu bumi yang memberi, ibu bumi jangan disakiti).
Bupati Blora, Arif Rohman memberikan apresiasi terhadap terselenggaranya acara ini. Ia juga menyatakan bahwa pemerintah daerah Blora akan terus mendukung komunitas yang diikat dalam ajaran Samin.
“Kami dari Pemerintah Blora terus menjamin agar mereka dapat menjalankan ajaran sesuai acara yang dijamin oleh konstitusi. Pemerintah Blora menyerukan kepada Sedulur Sikep untuk jangan ragu-ragu menjalankan tatanan dan ajarannya,” terangnya.
Sementara itu, perwakilan dari kabupaten yang lain juga menyatakan komitmen serupa. Seperti disampaikan oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten Grobogan.
“Kami mengakui nilai-nilai Sedulur Sikep yang sangat bagus. Kami dari Kabupaten Grobogan memberikan apresiasi dan semoga Rembug ini bisa mengumpulkan wilayah-wilayah lainnya. Masyarakat Grobogan titip salam agar Sedulur Sikep tetap mempertahankan nilai budaya dan mempromosikan Blora ini menjadi cikal bakal Sedulur Sikep,” tambahnya.
Hal tersebut langsung direspons oleh perwakilan pemerintah daerah masing-masing dan diberikan komitmen untuk segera ditindaklanjuti. Rembug Sedulur Sikep yang dipimpin oleh Mbah Parwadi ini merupakan forum dialog antar Sedulur Sikep untuk membahas sejarah dan tatanan laku Sedulur Sikep. Gunretno, salah satu tokoh masyarakat adat Sedulur Sikep, menyebutkan bahwa silaturahmi Sedulur Sikep ini merupakan sebuah momen penting.
“Momen ini penting untuk menjelaskan karena selama ini hanya dikenal bahwa Sedulur Sikep itu adanya di Blora, ada di Sambong, Klopo Dhuwur. Ternyata setelah saya keliling lebih 23 titik. Sedulur Sikep itu bonggolnya adalah Mbah Samin Surosentiko. Penting bagi anak cucu Sedulur Sikep untuk nguri-uri petilasan Mbah Samin,” ujar Gunretno.
Selanjutnya Gunretno menyatakan bahwa kehadiran dari para bupati adalah penting pemerintah untuk bisa hadir, agar saudara Sedulur Sikep juga tahu caranya jika ada persoalan dan tidak takut menyampaikan.(SM/Red)