BLORA, INFODESANEWS – Bupati Blora Arief Rohman terus menggaungkan kebijakan Sekolah Sisan Ngaji (SSN) yang akan diterapkan di sekolah-sekolah negeri di Blora. Sejumlah pihak diminta memberikan saran masukan terkait program itu, termasuk para mahasiswa Institut Agama Islam Al Muhammad Cepu.
Saat melepas Mahasiswa Institut Agama Islam Al Muhammad Cepu yang akan KKN di Gedung Arum, Kelurahan Wulung, Kecamatan Randublatung, Senin (26/02/2024), orang nomor satu di Blora itu menyisipkan harapan sekaligus permintaan kepada para mahasiswa setempat mengenai program SSN tersebut.
Pemerintah Kabupaten Blora saat ini tengah merancang kebijakan Sekolah Sisan Ngaji (SSN) atau kurikulum pendidikan yang mengedepankan pengajaran keagamaan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Kebijakan itu dimaksudkan untuk mempersiapkan generasi-generasi muda di Kabupaten Blora yang nantinya akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan di Blora.
Untuk itu, lanjutnya, diharapkan kehadiran mahasiswa Institut Agama Islam Al Muhammad Cepu dapat memberikan gambaran mengenai kebijakan yang dimaksud.
“Kami dari Pemerintah Kabupaten Blora juga sedang merancang kebijakan Sekolah Sisan Ngaji, dimana nanti sekolah-sekolah negeri akan ada program keagamaan tambahan dan menjadi kegiatan intra yang wajib dilaksanakan. Tidak hanya untuk islam saja, nanti disesuaikan dengan agama masing-masing,’’ tandas Bupati.
Terkait kebijakan itu, Gus Arief, panggilan akrab Bupati Blora, berharap kepada mahasiswa Institut Agama Islam Al Muhammad Cepu bisa ikut merancang kebijakan tersebut. Atau paling tidak memberikan gambaran mengenai pemberian pengajaran keagamaan entah itu akhlak, tata cara sholat, baca tulis Al-Qur’an kepada anak-anak SD maupun masyarakat di desa.
Terkait Mahasiswa Institut Agama Islam Al Muhammad Cepu yang akan KKN di Gedung Arum, Kelurahan Wulung, Kecamatan Randublatung, Bupati minta bahwa kegiatan KKN tersebut harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakat desa di Kecamatan Randublatung.
“Beberapa Program yang telah dirancang untuk mahasiswa segera diselaraskan dengan kondisi atau permasalahan di desa. Entah itu stunting, kemiskinan, ekonomi, maupun sumber daya manusia tolong nanti disesuaikan sehingga manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya
Saat menyematkan atribut KKN kepada perwakilan mahasiswa sebagai simbol pelepasan KKN, Bupati Arief sempat terkejut sekaligus bangga manakala mengetahui ada mahasiswa peserta KKN yang sudah berusia 58 tahun. Yakni Karyono warga asal Purwodadi.
Bupati Arief mengapresiasi sekaligus memberikan motivasi kepada mahasiswa lain bahwa menuntut ilmu itu merupakan hal yang sangat penting.
“Luar biasa semangatnya Pak Karyono. Sudah berusia 58 tahun tapi tetap semangat menuntut Ilmu. Untuk yang lain ini bisa dicontoh, meskipun sudah berumur 58 tahun tapi tetap semangat mengejar gelar sarjana,” paparnya.