SOLO, INFODESANEWS | Indonesia adalah bangsa besar. Sebagai bangsa yang dipersatukan karena perbedaan dan kemajemukan, nilai-nilai dan wawasan kebangsaan merupakan prasyarat mutlak yang harus senantiasa dijaga demi tetap tegak dan utuhnya Negara Kesatauan Republik Indonesia. Demikian dikatakan Guru Besar & Senior Partner Universal Institute of Professional Management California, Prof. Dr. Ir. IP. Sudiarsa Boy Arsa, LLB, ST, MT, M.Arch, AIA, Ph.D dalam bincang bersama di Rumah Aspirasi GIBRANHOLIC Manahan Solo, Sabtu (3/1/2024).
Bincang bersama tersebut turut hadir Penggerak GIBRANHOLIC Rahmad Jati Priono, Koordinator Ahli Waris Sriwedari HRM Gunadi Joko Pikukuh, beberapa Insan Pers serta angggota GRIB Solo.
Prof Arsa mengatakan dengan kemajemukan dan keragaman suku, budaya, bahasa, etnis, golongan dan agama, disatu sisi merupakan kekayaan yang dapat menjadi kekuatan positif dalam pembangunan bangsa. Namun disisi lain, mengandung potensi konflik yang bila tidak dikelola dengan baik dapat menjadi titik retak persatuan dan kesatuan bangsa.
“Melihat kondisi Sumber Daya Manusia saat ini dari segi kuantitas cukup besar, namun dari segi kualitas masih belum memenuhi dengan apa yang diharapkan. Kelemahan mentalitas dan moralitas, masih perlu mendapat perhatian,” ujarnya.
Menurunya, permasalahan yang menonjol adalah penurunan mentalitas menyangkut disiplin, budaya, etos kerja, moral, etika serta jiwa nasionalisme dan patriotisme. Oleh karena itu, penting terus menerus ditanamkan dan ditumbuh kembangkan.
Di tengah arus globalisasi dan proses demokrasi yang sedang kita jalani saat ini, menurut Prof Arsa yang juga Ketua Dewan Penasehat Dewan Pertukangan Nasional Republik Indonesia (DPN RI) pemahaman nilai-nilai kebangsaan merupakan kebutuhan mutlak, agar bangsa ini tidak terjebak euphoria demokrasi yang justru bergerak menjauh dari Pancasila sebagai jati diri bangsa.
“Hal ini sangat perlu dipahami, dalam membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis, beretika dan bermartabat. Kita tidak menginginkan proses demokrasi justru melemahkan nilai dan jati diri bangsa yang bercirikan semangat kegotong royongan,c tandasnya. (Redslo)