Mengenal Lebih Dekat Sosok Dr. Emir Soendoro (bagian 3) : Pernah Menjadi Penasehat Kesehatan Presiden dan Mendapat Dukungan Penuh Mantan Presiden Gus Dur

banner 728x90

JAKARTA, INFODESANEWS.COM, Nama Emir Soendoro saat ini mungkin tak pernah terdengar sebelumnya dalam dunia politik. Namun secara tiba-tiba saja, pria yang tak lain anak menantu dari Wijojo Nitisastro mantan menteri ekuin era pemerintahan Soeharto itu saat ini mulai muncul sebagai satrio piningit bangsa indonesia. Mengapa tidak sosok Emir ternyata dulunya merupakan tokoh yang sangat peduli kesehatan rakyat indonesia di era pemerintahan Gus Dur. Bahkan dulunya disebut sebut pernah mendapat dukungan restu dari mantan Presiden KH Abdurahman Wahid untuk maju menjadi orang nomer dua di negeri ini.

Emir yang tak lain dokter ahli orthopedi waktu itu banyak mendapat dukungan dari rekan-rekan seprofesinya di Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Bahkan, terang-terangan mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mendukung pencalonan Emir. Gus Dur merasa yakin ‘kans’ dokter spesialis bedah tersebut sangat tepat menjadi cawapres.

Waktu itu, Gus Dur memberikan dukungan penuh pencalonan Emir sebagai cawapres. Bahkan ia mengaku siap kembali duduk di kursi presiden, apabila PKB dan koalisi parpol, kembali mencalonkannya sebagai capres 2009.

Gus Dur kemudian mengatakan lagi, tak akan mempersoalkan bila dirinya tak bisa menjadi capres dan akan membuka peluang bagi Emir menjadi cawapres dan mengantarkannya ke Istana. Yang jelas, kata Gus Dur, yang dibutuhkan saat itu adalah sebuah koalisi dengan partai-partai lain.

Menurut Emir, waktu selain dari kalangan seprofesi, niatnya menjadi orang nomor dua (cawapres), juga mendapat dukungan dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Asosiasi Pemberdayaan Ekonomi Pesantren Seluruh Indonesia (APEPSI), serta Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan beberapa organisasi lainnya. Dirinya juga mengklaim, sudah ada beberapa elit partai politik yang intens mengadakan pertemuan informal dalam rangka menyamakan langkah masa depan bangsa.

BACA SELENGKAPNYA :  Kapolda Jateng Apresiasi Unra Berjalan Damai

Bahkan ketika itu mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sering melontarkan kritikan terhadap Presiden SBY dengan terang terangan mendukung Dokter Emir Soendoro berdampingan dengan SBY sebagai wapres.

Gus Dur pun mengungkapkan sejumlah alasan memilih Emir sebagai calon pendamping SBY. Emir yang berprofesi sebagai dokter spesialis bedah tulang (orthopredi) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) adalah menantu ekonom Wijoyo Nitisastro dan dikenal sebagai pejuang buruh. Hingga pada akhirnya Gus Dur mendeklarasikan Dr Emir Soendoro sebagai cawapres pada 12 April 2009 di Menteng Jakarta.

Kesetian dan Pembelaan Gus Dur

Melalui sahabat terbaik Gus Dur yang sekaligus menjadi penasehat urusan kesehatan Gus Dur yaitu Dr. Emir Soendoro, SpOT, semakin memperkuat tekad agar rakyat Indonesia memiliki jaminan sosial (social security), yang saat ini diimplementasikan melalui BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Pertama, perjuangan dalam menyelesaikan persoalan kemiskinan, terutama kemiskinan struktural dan jaminan sosial (social security) sebagai dasar utama dan penopang bangsa Indonesia berdikari. Kedua, kajian demokrasi dan politik Indonesia pasca reformasi 1998 tentu saja tidak bisa dipisahkan dari Gus Dur yang pernah menjadi tokoh sentral politik Indonesia dan bagiamana kita membaca demokrasi kesejahteraan dan konteks politik Indonesia kontemporer.

Kemiskinan dan Jaminan Sosial

Ketika Gus Dur diamanahi dan dipercaya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) komitmennya untuk membela kaum miskin dan mengentaskan kemiskinan semakin terstruktur dengan baik dengan berbagai program pembangunan, termasuk memperbaiki sistem pemerintahan Indonesia sebagai negara kesejahteraan (welfare state).

BACA SELENGKAPNYA :  Pjs Bupati Lutra Pimpin Apel Pagi Bersama Satpol PP Damkar

Dalam upaya mengimplementasikan konsep negara kesejahteraan itu Gus Dur menerima gagasan tentang pentingnya bangsa Indonesia memiliki jaminan sosial sebagaimana gagasan yang disampaikan oleh Dr. Emir Soendoro, SpOT, sehingga Gus Dur mulai membentuk Tim untuk penyiapan Undang-Undang Jaminan Sosial, yang akhirnya dapat dirampungkan di era kepemimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri ketika Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) ditandatangani oleh Ibu Megawati Soekarnoputri.

Berdasarkan perintah UU SJSN ini, memerintahkan pada pemerintah untuk paling lama sampai dengan belum berakhirnya pemerintahan, artinya sebelum 20 Oktober 2009 UU SJSN ini mesti sudah diimplementasikan dan untuk mengimplementasikannya perlu dibentuk Undang-Undang. Implementasi jaminan sosial ini memang membutuhkan rentang waktu yang sangat panjang dan perjuangan yang sangat berliku.

Gus Dur ketika itu memberi dukungan kepada Dr. Emir Soendoro, SpOT dan Tim agar gagasan bangsa Indonesia memiliki jaminan sosial ditulis dalam sebuah buku dan disosialisasikan kepada masyarakat dan Gus Dur berjanji akan hadir pada launching buku yang ditulis Dr. Emir Soendoro, SpOT dengan judul Jaminan Sosial Solusi Bangsa Indonesia Berdikari yang diselenggarakan di lapangan terbuka bersama kaum buruh dan pekerja dan Gus Dur berjanji bersama kami akan berkeliling di seluruh daerah di Indonesia langsung melihat kondisi rakyat yang miskin dan mensosialisasikan jaminan sosial kepada seluruh masyarakat Indonesia. (Wahyu/Panut/Redslo)

banner 728x90