Warga Kemang-Bogor peringati Haul Eyang Prabu Siliwangi

INFODESA481 Dilihat

Kemang – Infodesanews,  Warga Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menggelar kegiatan manaqiban dan tawassulan kubro, guna memperingati haul ke-878 Sultanul Aulia Tuanku Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani, yang dirangkai dengan haul ke-496 leluhur Bogor, Sribaduga Maharaja Prabu Siliwangi, dan Sewindu Haul Gus Dur.
Ketua Yayasan At-Tawassuth, Ahmad Fahir, selaku penggagas kegiatan kepada wartawan kemarin mengatakan kegiatan bertajuk “Kabupaten Bogor Beramanqib: Menebar Rahmat untu Kemaslahatan dan Kebangkitan Bangsa” diselenggarakan pada Minggu malam, menjelang pergantian tahun.
Kegiatan tersebut dipusatkan di Kampung Sawah, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, melibatkan 150 orang peserta.


Selain digelar di Kecamatan Kemang, kegiatan serupa juga digagas Yayasan At-Tawassuth di Situs Keramat Leuwikotok, Tarikolot, Desa Pasirjala, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor.
“Haul ini kami gelar berbarengan karena jatuhnya tiga hari berturut-turut, yakni Tuanku Syaikh Abdul Qodir Jailani pada Jumat, Gus Dur pada Sabtu, dan Prabu Siliwangi pada Minggu,” kata Fahir.
Peringatan haul dilakukan dengan tawassul kepada para ulama dan leluhur Bogor, pembacaan kitab manaqib “Nurul Burhan”, yang berisi biografi hidup sang raja wali dari bahdad dan tausiah mengenai karomah para wali dan keutamaan berbakti kepada orang tua.
Penyelenggaraan haul Tuanku Syaikh Abdul Qodir, Prabu Siliwangi, dan Gus Dur, merupakan yang kelima kali digagas oleh Yayasan At-Tawassuth.
Pada akhir 2013 dan 2014 kegiatan haul digelar di Pesantren Al-Fatah, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Pada akhir 2015, kegiatan haul dilaksanakan di Petilasan Prabu Ragamulya Surya Kenana di kawasan Gunung Bunder, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor.
Sedangkan perhelatan haul pada akhir 2016 dan 2017 digelar di Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.
“Manaqiban untuk memperingati haul Tuanku Syaikh Abdul Qodir, Eyang Prabu Siliwangi, dan Gus Dur, diharapkan menjadi pelajaran bagi masyrakat luas untuk meneladani perjuangan para ulama dan sepuh masa silam,” tegas Fahir. (*)