BPOM Temukan Pewarna Pakaian Pada Makanan di Pasar Mulyorejo dan Kapuan Blora

banner 728x90

BLORA, INFODESANEWS | Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI bersama dengan Anggota DPR RI, Dr.H. Edy Wuryanto, S.Kp,M.Kep, Turun ke lapangan mengambil sampel sejumlah makanan di Pasar Mulyorejo dan Kapuan, dan diuji ternyata mengandung pewarna pakaian, Minggu (4/6/2023).

Ratusan masyarakat yang hadir, mereka terdiri dari para pelaku usaha kuliner, ibu rumah tangga, serta para kepala keluarga, diberikan edukasi untuk mengecek dan memastikan produk obat-obatan, kosmetik, hingga makanan, yang dibeli baik apakah sudah terdaftar di BPOM atau sudah memiliki izin dari Dinas Kesehatan P-IRT.

Tak hanya itu, masyarakat juga diajak untuk memanfaatkan layanan BPOM Mobile untuk mengecek izin produk. Masyarakat juga diberikan edukasi dan pemahaman akan bahaya dari penggunaan zat-zat kimia seperti pewarna pakaian dan sebagainya, yang seharusnya tidak untuk makanan. Sehingga agar mereka dalam memproduksi makanan olahan bisa dengan cara yang sehat.

“Hari ini kita bicara tentang pengawasan obat dan makanan. Apa yang kita makan bisa menimbulkan kesehatan dan juga bisa menimbulkan penyakit. Maka kita bersama BPOM pada hari ini ingin menyampaikan edukasi terkait hal tersebut pada panjenengan,” Jelas Edy Wuryanto saat membuka kegiatan di Lapangan Bina Taruna Desa Kapuan itu.

Disampaikan, kandungan zat-zat berbahaya seperti pewarna pakaian dan sebagainya seharusnya tidak boleh ada dalam makanan. Pasalnya apabila makanan tersebut dikonsumsi terus menerus, bisa mengakibatkan penyakit hingga kerusakan organ tubuh.

Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati, ST, MM yang hadir langsung di kegiatan tersebut, menyambut baik kegiatan edukasi tersebut. Pihaknya mengungkapkan bahwa asupan makanan yang sehat merupakan salah satu hal penting, agar tercipta keluarga yang sehat dan SDM yang unggul.

“Berawal dari asupan makanan yang baik, ini penting untuk menciptakan SDM Kabupaten Blora yang unggul dan berdaya saing, saya maturnuwun ke Pak Edy dan BPOM yang sudah memberikan ilmu kepada masyarakat di desa Kapuan, Gadon, dan Sumberpitu, terkait pentingnya pengawasan obat dan makanan yang sehat,” terang Wakil Bupati Blora Tri Yuli Setyowati.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Banyumas Festifal Extravaganza Diikuti 70 Kelompok

Disampaikan, bahwa seluruh pihak harus bekerjasama untuk mewujudkan SDM Blora yang unggul dan berdaya saing, karena pemerintah pusat berharap di 2045 kita punya generasi emas.

Lewat kegiatan ini, Ia berharap agar masyarakat bisa lebih selektif, serta memiliki kesadaran akan pentingnya mengkonsumsi produk makanan maupun obat-obatan yang sehat dan tidak memiliki kandungan zat yang berbahaya bagi tubuh.

“Terkadang karena kita tidak tahu bisa jadi kita belanja beli makanan yang tidak sehat, yang suka belanja online juga agar diperhatikan, Harapanya dengan hadirnya BPOM ini, menyampaikan edukasi, bisa menambah wawasan kita agar bisa membedakan mana produk yang baik atau berbahaya untuk kesehatan kita,” pungkas Wabup yang akrab dipanggil Mbak Etik itu.

Tiga Pilar

Di kesempatan tersebut, Koordinator dari Direktorat Siber Obat dan Makanan BPOM RI, Dra. Nurjaya Bangsawan, Apt, M.Kes menuturkan, dalam pengawasan obat dan makanan, dibutuhkan kerja sama dari tiga pilar dalam hal ini mencakup pemerintah, produsen, dan masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut, Ia meminta kepada masyarakat untuk dapat memanfaatkan layanan BPOM Mobile, untuk mengecek apakah produk makanan maupun obat-obatan sudah terdaftar di BPOM atau belum.

“Kita berusaha untuk terus sosialisasi agar bapak ibu jadi konsumen yang cerdas, mengecek lewat aplikasi BPOM Mobile di smartphone. Ada dua, yakni pertama cara scan dengan barcode BPOM di produk, kemudian selanjutnya, bisa dengan cek NIE, pada aplikasi bisa dipilih kategorinya baik nomor registrasi, atau nama dagang, nama produsen. Nantinya akan muncul informasi terkait produk tersebut apakah terdaftar dalam Badan POM atau tidak,” terangnya.

Dikemukakan, pemerintah terus bekerja keras dalam menangani peredaran obat dan makanan ilegal dan berbahaya, salah satunya di internet/secara online.

” Siapa saja yang beli secara online, seperti kosmetik maupun makanan, harus bijak menjadi konsumen cerdas untuk memilih produk yang tidak menimbulkan masalah, dengan mengecek izinnya,” tambah Dra. Nurjaya Bangsawan.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Wawan Gentho Dibekuk Polisi Terkait Kasus Pembunuhan

Disampaikan, dari Januari-Maret 2023 pemerintah telah memblokir atau menghapus hingga 93 ribu link produk online, termasuk juga menindaklanjutinya.

Terpisah, Kepala Balai BPOM Jawa Tengah, Lintang Purba Jaya, S.Farm, Apt.,M.Si menghimbau masyarakat agar tidak menggunakan bahan-bahan berbahaya seperti halnya pewarna pakaian untuk digunakan pada bahan makanan.

Ambil Sampel

Sebelum acara penyuluhan, demikian Lintang Purba Jaya, timnya telah mengambil sampel sejumlah makanan yang ada di beberapa pasar di Kecamatan Cepu. Setelah diuji, pihaknya menemukan beberapa bahan makanan yang positif menggunakan pewarna pakaian.

“Tim dari Balai BPOM Semarang sudah mengambil sampel makanan di sekitar kita di Pasar Mulyorejo dan Pasar Kapuan. Tim sudah membeli sampel makanan untuk diuji apakah makanan yang beredar di sejumlah pasar ini aman. Dari beberapa sampel makanan yang kita uji, ada tiga makanan yang positif mengandung pewarna pakaian,” paparnya

Dari ketiga jenis produk makanan tersebut diantaranya adalah Kue Moho, sejenis Kerupuk Merah Hijau, dan Krupuk Upil.

“Ini ada 3 telah kita uji dan positif. Pertama kue moho ini warna pinknya menggunakan pewarna kain, ciri-cirinya warnanya terlihat lebih menyala, lebih terang. Jadi kalau ada yang produksi kue makanan jangan menggunakan pewarna pakaian, pewarnanya bisa menggunakan pewarna makanan yang bisa kita jumpai di toko bahan makanan. Kemudian ada kerupuk merah ijo dan krupuk upil, warnanya sama lebih terang menyala,” jelasnya.

Lanjutnya, kalau yang menggunakan pewarna makanan, warnanya cenderung lebih kalem dan tidak terlalu menyala. Ia juga mengungkapkan bahwa penggunaan pewarna pakaian dalam makanan sangat berbahaya bagi tubuh.

“Bahayanya apa? kalau kita konsumsi terus menerus itu yang kena bisa ginjalnya, nyuwun sewu kalau banyak penyakit gagal ginjal, kanker, keracunan, hipertensi, kemungkinan bisa jadi salah satunya disebabkan karena penggunaan pewarna pakaian dalam makanan,” pungkasnya. ***Tim Liputan.

banner 728x90