BOGOR, INFODESANEWS – Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) dan Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menutup Diklat Rescue Otomotif Indonesia (ROI) Angkatan I-2023. Diikuti 125 peserta dari berbagai wilayah Indonesia.
Diselenggarakan atas kerjasama ROI, Motor Besar Indonesia (MBI), GERAK BS, IMI DKI Jakarta, IOF DKI Jakarta, PWI DKI Jakarta, dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Didukung Hanglekiu Group, Repsol, Yamaha, Hyundai, RS Mayapada, Planet Ban, serta berbagai elemen organisasi pendukung lainnya.
“MBI, GERAK BS, IOF, dan berbagai organisasi lainnya sudah sering kita dengar dan saksikan kontribusinya dalam berbagai aksi sosial kemanusiaan. Kini dengan berkolaborasi melalui ROI, saya meyakini dampak positif yang dihasilkan akan jauh lebih besar.
Sehingga upaya penanggulangan bencana dalam setiap fasenya, baik dalam pengurangan risiko bencana, pencegahan bencana, tanggap darurat, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi, termasuk dalam mengedukasi masyarakat terhadap manajemen seputar kebencanaan, semuanya dapat dilaksanakan secara optimal,” ujar Bamsoet dalam penutupan Diklat Rescue Otomotif Indonesia (ROI) Angkatan I-2023, di Sentul International Circuit, Kabupaten Bogor, Kamis (30/3/23).
Turut hadir antara lain, Direktur Kesiapsiagaan BNPB Medi Herlianto, Kabid Program dan Evaluasi Pusdiklat Penangan Darurat Bencana BNPB Rizky Khusuyassin, Ketua Umum GERAK BS Dwi Aroem Hadiatie, Ketua Umum Rescue Otomotif Indonesia sekaligus Ketua Umum MBI Rio Castello, Ketua IMI DKI Jakarta Anondo Eko, serta Ketua Indonesia Off-road Federation (IOF) DKI Jakarta Iwan Sakri.
Hadir pula jajaran Sentul International Circuit Management, antara lain Komisaris Tinton Soeprapto, Direktur Utama Didi Hardianto, dan Direktur Niaga Lola Moenek.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, kesadaran terhadap kebencanaan harus dimulai sejak dini. Mengingat Indonesia memiliki banyak wilayah rawan bencana. Merujuk laporan World Risk Report pada September 2022, Indonesia menempati urutan ketiga setelah Filipina dan India, sebagai negara yang memiliki risiko bencana alam sangat tinggi dengan nilai indeks 41,46.
“Secara geografis, Indonesia berada di kawasan ‘Cincin Api’ (Ring of Fire) Pasifik, tempat pertemuan tiga lempeng tektonik dunia yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Kondisi ini menyebabkan tingginya potensi bencana seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami. Di samping itu, potensi bencana juga dihadirkan oleh banjir dan cuaca ekstrim,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, konstitusi telah mengamanatkan bahwa negara wajib melindungi bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, termasuk melindungi dari ancaman bencana. Dengan menyadari tingginya potensi bencana alam yang ada, maka untuk mengimplementasikan amanat Konstitusi tersebut, negara membutuhkan dukungan.
Artinya, tanggung jawab penyelenggaraan penanggulangan bencana bukan hanya dibebankan kepada pemerintah. Tetapi juga membutuhkan peran serta dan kontribusi dari segenap elemen bangsa. Di samping itu, upaya penanggulangan bencana harus menjadi sebuah langkah yang terintegrasi, dan mencakup berbagai dimensi.
“Agar memiliki dampak yang efektif, signifikan, dan optimal, maka pemberian bantuan semestinya dilakukan dengan metode yang tepat dan akurat. Disinilah pentingnya penyelenggaraan Diklat pada hari ini, agar para pecinta otomotif melalui ROI bisa berkolaborasi dengan BNPB.
Karena itu, Diklat seperti ini tidak boleh berhenti hanya di Angkatan I. Melainkan harus diselenggarakan secara berkelanjutan hingga menghasilkan berbagai angkatan. Sehingga semakin banyak elemen masyarakat yang berkontribusi dalam penanggulangan bencana, dengan cara yang tepat dan akurat,” tutup Bamsoet. (@Gus Kliwir)