Hening Widyastuti (Psikolog UNS); “LATO-LATO Dapat Menstimulan Otak Sekaligus ‘Healing’ Pelampiasan Rutinitas Gadget dan Aktifitas Pekerjaan”

banner 728x90

SOLO, INFODESANEWS | Lato-lato adalah mainan jadul yang ‘lahir kembali’ di zaman digital. Pada era 1990-an, Anda mungkin mengingatnya sebagai mainan bulan puasa. Sambil menunggu azan Magrib, bukannya mengaji, anak-anak malah asyik main lato-lato. Saat ini permainan ini sedang digandrungi semua orang, baik tua muda pun ingin mencobanya.

Menurut Praktisi Psikologi asal Solo Hening Widyastuti, saat ini mainan itu seolah bangkit dari kubur. Bahkan dengan enteng menggeser posisi mainan kekinian semacam gim daring dan sejenisnya.” Ada kecenderungan mainan itu berputar, seperti mode. Bagaimana juga zaman berubah, hal-hal dari masa lalu itu bisa muncul kembali,” ujarnya, Jumat (30/12).

Lato-lato, kata Hening, juga bisa jadi ajang refreshing atau ‘healing’ para orang dewasa. Ini-lah kenapa mainan itu kini dimainkan oleh semua usia. Bukan hanya anak-anak, banyak juga orang dewasa yang asyik main lato-lato.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Nelayan Rembang Geruduk DPRD, Ada Apa???

Jika dilihat secara psikologis, ada kecenderungan orang dewasa senang mengingat hal-hal kecil di masa lalu. Permainan ini adalah satu dari sebagian besar kehidupan masa lalu orang dewasa di era ini. Maka tak heran, saat lato-lato muncul kembali, banyak orang dewasa yang justru berebut ikut bermain.

“Bisa juga sebagai pelampiasan, sudah jenuh dengan rutinitas, dengan gadget, laptop, kerjaan. Terus ada hal unik baru yang menarik, ya akhirnya ikut main,” katanya.

Mainan segala usia

Lato-lato bisa dibilang jadi mainan semua usia. Salah seorang Ibu asal Laweyan Solo, Rina (38) mengaku senang bisa ikutan nyoba mainan ini. 

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Pemdes Beringin Kencana Tentukan Arah Pembangunan di Ta-2023

Sebagai ibu rumah tangga beranak dua, Rina mengaku main lato-lato jadi ajang refreshing tersendiri. Dia merasa kembali ke masa muda, saat dahulu permainan ini juga pernah ramai. “Ini mainan waktu saya kecil. Dulu suka main ini. Sekarang viral lagi, jadi nostalgia,” kata Yani.

Rina memang tidak membeli lato-lato secara khusus untuk dirinya. Dia hanya main saat benda itu tidak dimainkan anaknya. Tapi, kadang keduanya juga suka rebutan ingin bermain.

“Kalau malam saya masih asyik main, eh si ade [anaknya] mau main juga. Kadang rebutan. Tapi gitu, jadi malah bercanda saja sama anak,” kata dia. (Gilang/Red Solo)

banner 728x90