Perhatikan Gejala Dan Cara Pencegahannya Sub-varian Omicron BA.4 Dan BA.5

NASIONAL183 Dilihat
banner 728x90

JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mendeteksi subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia.

Subvarian tersebut diketahui memiliki tingkat kesakitan rendah pada pasien yang terkonfirmasi positif. Ada 4 kasus subvarian baru BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022.

Total 4 kasus terdiri dari 1 orang positif BA.4 seorang WNI dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi sudah dua kali, seperti diberitakan Kemenkes.

Sisanya, 3 orang kasus positif BA.5, yang merupakan pelaku perjalanan luar negeri delegasi pertemuan the Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali pada 23-28 Mei 2022.

Kondisi klinis tiga orang itu antara lain, dua orang tidak bergejala dan satu orang gejala ringan dengan sakit tenggorokan dan badan pegal. Rata-rata dari mereka sudah vaksin Booster bahkan sampai ada yang 4 kali divaksin Covid-19.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, di tingkat global secara epidemiologi subvarian BA.4 sudah dilaporkan sebanyak 6.903 sekuens melalui GISAID yang berasal dari 58 negara.

Adapun 5 negara dengan laporan BA.4 terbanyak, antara lain Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel. Sedangkan BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 sekuens dari 63 negara.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Ganjar Intruksikan Liburkan Sekolah Seluruh Jateng

Ada 5 negara dengan laporan sekuens terbanyak yaitu Amerika, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan.

“Dari laporan itu disampaikan bahwa transmisi BA.4 maupun BA.5 memiliki kemungkinan menyebar lebih cepat dibandingkan subvarian omicron BA.1 dan BA.2.”

“Kemudian tingkat keparahan dari BA.4 dan BA.5 disampaikan tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian omicron lainnya,” kata dr. Syahril pada konferensi pers secara virtual di gedung Kemenkes, Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Ada 3 negara yakni Afrika Selatan, Portugal, dan Chili, yang kenaikan kasus Covid-19 dikaitkan dengan meningkatnya kasus BA.4 dan BA.5. Sementara di Indonesia kasus adanya BA.4 dan BA.5 dimulai pada awal Juni 2022.

Dikatakan dr. Syahril, yang perlu diwaspadai yaitu immune escape, artinya imunitas seseorang memiliki kemungkinan lolos dari perlindungan kekebalan yang disebabkan oleh infeksi varian omicron.

Apa saja gejala BA.4 dan BA.5?

Secara keseluruhan, gejala Covid-19 tetap cukup konsisten. Subvarian omicron BA.4 dan BA.5 tampaknya tidak menjadi perbedaan besar dari gejala Omicron lainnya, kata Thomas Russo, M.D., profesor dan kepala penyakit menular di Universitas di Buffalo di New York.

BACA KONTEN LAINNYA ---->
Inilah Himbauan Ketua PCNU Pati Kepada Warga Di Bulan Ramadhan

Mereka juga tampaknya menyebabkan penyakit yang tidak lebih parah daripada versi sebelumnya dari Omicron, dikutip dari Prevention.

Gejala Covid-19 yang paling umum menurut CDC, meliputi: Demam atau kedinginan, Batuk, Sesak napas atau kesulitan bernapas, Kelelahan, Nyeri otot atau tubuh, Sakit kepala, Hilangnya rasa atau bau baru, Sakit tenggorokan, Hidung tersumbat atau pilek, Mual atau muntah, Diare, Pilek.

Tidak sepenuhnya jelas dari mana Subvarian omicron BA.4 dan BA.5 berasal.

Namun, subvarian ini telah terdeteksi pada tingkat rendah di beberapa negara di Afrika Selatan dan Eropa, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan pada bulan Mei bahwa varian tersebut telah terlihat di Botswana, Afrika Selatan, Jerman, dan Denmark, di antara negara-negara lain.

Pencegahan yang perlu dilakukan saat ini adalah tetap menerapkan protokol kesehatan dan menerima vaksin booster.

banner 728x90