JAKARTA – Sejumlah daerah melaporkan adanya kasusPenyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak seperti sapi dan kambing.
Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) adalah penyakit yang menyerang hewan ternak. Wabah ini kadang disebut juga dengan wabah sapi karena banyak menyerang sapi.
Gejalanya dan bahaya PMK
Wabah PMK Penyakit mulut dan kuku adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dan sangat menular.
Gejala yang paling tampak pada hewan ternak:
Hewan ternak yang bisa terkena wabah PMK antara lain sapi, kerbau, unta, kambing, domba, rusa, dan babi.
PMK umumnya tidak mematikan bagi hewan ternak yang sudah dewasa. Namun, bagi hewan yang masih muda, PMK bisa menjadi sangat serius dan menimbulkan kerugian produksi yang sangat tinggi.
Penyebab wabah PMK
PMK disebabkan oleh Aphthovirus dari famili Picornaviridae. Terdapat tujuh serotipe virus yang sudah terdeteksi, yaitu A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1.
Semua serotipe tersebut menjadi endemi di negara yang berbeda-beda di seluruh dunia. Setiap negara membutuhkan vaksin yang berbeda untuk hewan ternaknya spesifik sesuai dengan serotipe yang ada di negara tersebut.
Menurut World Organisation for Animal Health, wabah PMK diperkirakan menyebar pada sekitar 77 persen populasi hewan ternak di Afrika, Timur Tengah, Asia, dan sebagian Amerika Selatan.
Virus ini dengan mudah menular melalui napas, air liur, mukus, susu, dan feses.
Pengaruh PMK terhadap ternak
PMK adalah penyakit yang sangat menyiksa bagi sapi dan hewan ternak lainnya.
Blister atau kantung besar berisi air yang berkembang di kulit, jika pecah akan meninggalkan luka terbuka yang sangat perih.
Bahkan luka ini membutuhkan waktu hingga 10 hari untuk sembuh. Jika luka ini terjadi di bagian kaki, maka akan membuat sapi sulit berjalan menuju tempat makan.
Selain itu, luka pada mulut akan membuat sapi tidak mau makan dan minum. Sapi dewasa mungkin akan mulai makan setellah beberapa hari.
Namun, sapi atau hewan ternak lain yang masih muda akan mati lemas akibat tidak mendapatkan asupan yang cukup selama sakit.
1. Bandung
Kasus PMK di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat mencapai 1.276 ekor hewan ternak.
Dikutip dari 2 Juni 2022, hewan ternak yang positif ada sebanyak 1.050 ekor sapi perah, 212 ekor sapi potong, 11 ekor domba dan 3 ekor kerbau.
“Karena tingkat penyebarannya yang cepat, bisa karena manusia yang keluar masuk, dan angin. Jadi kalau satu titik terkena radius 10 kilo itu harus siaga,” kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran.
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah pusat tengah mengupayakan vaksin impor dari Jerman atau membuat sendiri.
“Kami belum tahu, dapat vaksin itu berapa dan kapan, kita masih terus masih minta ke pusat melalui Provinsi,” kata Tisna.
2. Aceh
Wilayah Aceh Tamiang, Provinsi Aceh ditetapkan oleh Kementerian Pertanian RI sebagai kabupaten wabah penyakit PMK di Indonesia.
Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh Safuan pada 23 Mei 2022 mengumumkan bahwa obat untuk sapi di kabupaten tersebut sudah habis.
Ia mengatakan karena stok vaksin yang belum ada lagi, menurutnya peternak membeli sendiri obat PMK dari rekomendasi dokter hewan yang membantu penanganan.
“Bahkan, ada dokter hewan atau petugas kita yang menalangi dulu, pakai uang sendiri. Setelah ada uang baru diganti oleh peternak secara swadaya,” kata dia.
Ia mengatakan data per 23 Mei 2022, sebanyak 6.277 sapi positif PMK dan dari jumlah itu 1.781 sapi sembuh dan sisanya 4.496 masih positif.
3. Gunungkidul
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Yogyakarta melaporkan ada sebanyak 65 ternak suspek PMK dan satu di antaranya mati.
“Sudah ada sapi mati umur 5 hari, berdasarkan laporan teman-teman di lapangan. Suspek 65 ekor sampai Rabu petang,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul Wibawanti dikutip dari 2 Juni 2022.
Akibat temuan ini, Wibawanti mengatakan total ada 11 pasar hewan yang ditutup. Menurutnya penyebaran PMK di Gunungkidul sudah tersebar di 6 kapanewon.
4. Wonogiri
Jumlah kasus hewan ternak yang terjangkit PMK di Kabupaten Wonogiri melonjak. Bupati Wonogiri Joko Sutopo menyampaikan kasus PMK saat ini mencapai 176 ekor sapi.
Joko Sutopo atau yang biasa disapa Jekek menyampaikan tingginya kasus berpotensi menularkan ke hewan ternak lain. Sehingga untuk sementara pasar hewan ditutup sementara.
“Ini menjadi warning bahwa sekarang ada PMK yang harus diantisipasi bersama. Karena ini akan menimbulkan dampak ekonomi yang luar biasa seperti harga hewan akan turun,” tutur Jekek dikutip dari Senin (6/6/2022).
5. Depok
Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok menemukan 42 sapi suspek PMK setelah pengujian sampel di tiga kecamatan.
“Untuk terduga PMK berjumlah 42 ekor dan saat ini sedang dalam pengobatan dan menunggu hasil laboratorium,” kata Kepala DKP3 Kota depok Widyati Riyandani dikutip dari 3 Juni 2022.
Selain itu, ada tiga hewan ternak mati akibat dugaan PMK, serta ada 457 hewan ternak yang masih dalam pengawasan.
6. Bekasi
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan pada Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Bekasi, Wai Rimal menyampaikan saat ini ada 36 ekor sapi yang terpapar PMK.
Menurutnya, kasus PMK di Kota Bekasi mengalami kenaikan secara perlahan-lahan.
“Kalau untuk kondisinya, berdasarkan pemeriksaan sudah ada pengarah ke kondisi sembuh,” ujar Dia dikutip dari 2 Juni 2022.
Namun saat ini menurutnya ini masih menunggu dahulu hingga 14 hari masa karantina. Sehingga dapat dipastikan sapi tersebut benar-benar sembuh dari PMK secara total.