LUWU UTARA, INFODESANEWS – Indonesia merdeka sudah 74 tahun dan warga Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara(Lutra), Sulawesi Selatan(Sulsel) baru akhir tahun 2019 akan merasakan yang namanya jalanan hitam(aspal), Jalan untuk menuju ke Kecamatan Seko(dulu,red) dengan melalui jalan berlumpur dan berkubang dengan jarak tempuh sekitaran 8 jam perjalanan, seperti jalanan ke pegunungan terisolir Kecamatan Rampi harus memodifikasi motornya dengan menggunakan ban trail.
Melihat kondisi tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah memprioritaskan pembangunan jalan di Kecamatan Seko, dan Kecamatan Rampi serta kerjasama dengan Balai Besar Jalan Nasional(BBJN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat(PUPR), akhirnya dibulan Desember ini dilakukan pengaspalan jalan ke Seko, tapi Kecamatan Rampi masih merana.
Untuk Pemerintah Provinsi(Pemprov) Sulawesi-Selatan(Sulsel), melakukan pengerasan dan pembukaan jalan pada ruas scopernya.
Dengan sinergitas Kementerian PUPR dan Pemrov Sulsel untuk pembangunan jalan menuju pegunungan terisolir Seko adalah bukti kepedulian kepemimpinan Nurdin Abdullah bersama Andi Sudirman Sulaiman.
Kita tahu masih banyak jalan yang terisolir di Sulawesi-Selatan, dan ini baru awal, dan juga di Kecamatan Rampi jalanannya masih belum merdeka juga alias masih merana.
Kita tahu semua bahwa APBN, APBD Provinsi dan Daerah adalah uangnya rakyat dan masyarakat kecil lebih berhak atas anggaran(uang itu) tersebut. Pemerintah hanya pelayan masyarakat dan berusaha maksimal.
Sekadar diketahui, Kecamatan Seko dan Kecamatan Rampi ini berbatasan dengan tiga provinsi yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.
Rencana akhir Desember ini jalanan sudah mulus ke Seko dan Gubernur Sulsel akan melakukan kunjungan peresmian jalan dan akan ber tahun baru(2020) di Seko bersama pemerintah/Bupati.
Gubernur Sulsel merancang jalur segitiga emas di Kecamatan Seko untuk meningkatkan perekonomian di wilayah pegunungan terpencil tersebut.
“ Jalur segitiga emas ini akan menghubungkan akses jalan dari Seko, Sulawesi Selatan ke Sulawesi Tengah melalui Kabupaten Sigi dan Sulawesi Barat melalui Mamuju. Kita terus berusaha agar akses jalan ini tidak hanya sampai di Seko saja, melainkan tembus juga ke Kecamatan Rampi. Kita ingin membuat jalur segitiga emas yang nantinya menghubungkan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat,”ungkapnya.
Untuk mewujudkan hal itu, lanjut Gubernur dia berharap Seko mendapatkan sumber pembiayaan pertama, baik dari APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten.
“Harapan kita adalah Seko sudah bisa diakses dengan kendaraan roda empat pada Desember tahun ini. Saya bersama ibu Bupati Luwu Utara, Indah akan membuktikan itu dengan berkunjung langsung ke sana,” ujar Nurdin.
Kecamatan Seko merupakan daerah terpencil di Kabupaten Luwu Utara, terdapat 12 desa yang terletak di Pegunungan Kambuno yang berada 2985 meter di atas permukaan laut.
Masyarakat di sana menggantungkan hidupnya dengan bertani, berkebun dan beternak kerbau.
Daerah ini dikenal sebagai penghasil kopi terbaik, baik jenis kopi robusta maupun arabika. Selain itu Seko dan Rampi kaya dengan tambangnya.(yustus)