Dikatakan Amri juga sejauh ini seluruh Calhaj sudah melakukan tes PCR.
“Untuk PCR itu mereka sudah dilakukan di Dinkes Kabupaten dan Kota masing-masing jadi dalam tes kesehatan ini mereka hanya di cek kondisi tubuh, penunjukan bukti keterangan PCR dan sehat serta tes kehamilan dan kemudian mereka diberikan beberapa obat-obatan dan beberapa alat-alat yang dibutuhkan”jelasnya.
Terpisah menurut Koordinator kesehatan haji Muhammad Sofiyan Hendri mengaku sudah menyiapkan 5.000 tes kehamilan.
“Jadi ada syarat untuk pemeriksaan kehamilan untuk calon jemaah haji, apabila usia kehamilan perdana dan masih trisemester 1-3 minggu maka itu belum diperbolehkan untuk berangkat haji,” terangnya.
Namun, lanjut Sofiyan, jika ini bukan kehamilan pertamanya, akan diperiksa lebih lanjut terlebih dahulu.
“Karena usia yang berangkat haji masih diatas 65 tahun makanya kita adakan tes kehamilan sesuai aturan kemenag,” jelasnya.
Dijelaskan Sofian untuk kehamilan perdana dengan usia 12-32 minggu maka diizinkan tetap melaksanakan ibadah haji.
“Hal ini untuk mencegah yang tidak diinginkan mengingat juga cuaca di Arab sedang panas makanya perlu cek kesehatan untuk ibu hamil ketika sampai di asrama,” terangnya.
Jika nanti kedapatan ada calhaj yang hamil perdana dengan usia kandungan trisemester 1-3 minggu dikatakan Sofiyan akan dibicarakan lebih lanjut oleh Kemenag.
“Nanti itu akan dibicarakan dulu kepada Kemenag bagaimana proses untuk calhaj yang hamil perdana ini,” terangnya.